disadur dari Bisnis.com, JAKARTA—Perkembangan bisnis pengangkutan barang atau kargo yang diangkut pesawat udara mulai menunjukkan tren menguat, meski volume kargo udara sepanjang kuartal pertama tahun ini hanya tumbuh tipis 6%.
Berdasarkan data PT Angkasa Pura II, arus volume kargo udara sepanjang kuartal I/2016 tercatat sebanyak 185.263 ton, naik tipis 7% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 172.165 ton.
Sementara dari PT Angkasa Pura I, volume kargo udara pada kuartal I/2016 mencapai 81.000 ton, tumbuh tipis 5% dari sebanyak 77.142 ton. Alhasil, rata-rata volume kargo udara di bandara-bandara yang dikelola BUMN hanya tumbuh 6%.
Vice President of Cargo Business PT Angkasa Pura II Siswanto mengatakan realisasi arus barang pada kuartal pertama ini sedikit meleset dari ekspektasi. Bahkan, hal itu juga dikeluhkan oleh para maskapai.
“Realisasi arus barang pada kuartal pertama ini meleset 5%, atau cuma terealisasi 95% dari target anggaran kami pada periode yang sama sebesar 195.013 ton,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, Kamis (12/05).
Siswanto menilai turunnya trafik kargo udara pada kuartal pertama tahun ini merupakan dampak lanjutan dari bencana alam yang terjadi pada tahun lalu, seperti erupsi gunung berapi dan asap di Sumatra dan Kalimantan.
Menurutnya, bencana alam yang terjadi pada tahun lalu tersebut menyebabkan sejumlah pelaku logistik lebih memilih moda transportasi lainnya seperti darat maupun laut, ketimbang pesawat udara.
“Bencana itu kan membuat pesawat sama sekali tidak bisa diberangkatkan. Oleh karena itu, banyak komoditi kargo udara anjlok secara signifikan, antara lain seperti pengiriman durian Medan dan lain sebagainya,” ujarnya.
Kendati demikian, lanjut Siswanto, Angkasa Pura II masih optimistis target trafik kargo udara sepanjang tahun ini bisa tercapai, yakni sebesar 763.165 ton, atau tumbuh 9%-10% dari realisasi tahun lalu.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Soekarno Hatta Arman Yahya mengatakan bisnis kargo udara mulai sedikit menguat didorong dari membaiknya permintaan akan jasa kargo udara.
“Ini karena ekonomi kita juga mulai bagus, rupiah menguat, harga minyak kelapa sawit juga sudah mulai menunjukkan tendensi membaik. Selain itu, juga didorong dengan kebijakan ekonomi dari pemerintah,” katanya.
Arman optimistis bisnis kargo udara pada tahun ini akan jauh lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Apalagi, kebijakan Asean Open Sky sudah berjalan, sehingga pangsa pasar kargo udara menjadi lebih besar.
sumber: http://industri.bisnis.com/read/20160512/98/546834/bisnis-kargo-udara-mulai-membaik