Tanggal 21 desember 2010 kemarin adalah hari yang paling mendebarkan bagi ribuan peserta ujian CPNS. Pengumuman kelulusan dapat mereka akses melalui website masing-masing pemerintah daerah, atau bahkan langsung menuju BKD setempat agar dapat memuaskan mata, memandang baris demi baris pengumuman yang ada.
Seleksi CPNS ini sangat berbeda dengan yang pernah saya ikuti. Pada saat itu, saya mendaftar sebagai seorang teknisi di BAAKPSI Universitas Trunojoyo. Seleksi awal adalah mengirim berkas administrasi, berupa ijasah dan transkrip yang sudah dilegalisir, lalu dilengkapi dengan kartu kuning, surat keterangan sehat mental dan fisik, surat bebas narkoba. Selanjutnya mengikuti Tes Pengetahuan Umum (TPU), jika beruntung lolos seleksi, langkah selanjutnya adalah tes keahlian yang dilamar dan interview. Karena saya berasal dari jurusan manajemen informatika, maka saya menjalani tes keahlian komputer dan interview di laboratorium komputer Universitas Trunojoyo.
Tetapi untuk tes di pemerintah daerah Jawa Timur ini sangat berbeda. Kebetulan saya tahu karena istri saya dan beberapa teman mengikuti seleksi ini. Menurut saya, seleksi CPNS saat ini sangat transparan dan memberikan kemudahan bagi pendaftar. Pendaftar cukup mengirim surat lamaran, ijasah dan transkrip yang dilegalisasi melalui pos dengan biaya yanng cukup murah dan sudah termasuk biaya pengiriman notifikasi balasan dari panitia. That’s a good point for pantia seleksi CPNS Pemerintah Daerah Jawa Timur.
Pengumumanpun diinformasikan dengan jelas, termasuk peringkat nilai dari masing-masing formasi (wawwww, jadi keingetan acara rangking satu di Trans TV).
Meskipun demikian, masih ada saja kekurangan di sana-sini. Misalnya saja praktek percaloan, jatah kursi. Entah apakah isu ini benar atau tidak, saya sendiri tidak tahu. Akan tetapi saya mendengar dari kawan saya yang dijanjikan mendapat jatah kursi menjadi guru di kota Batu (pak menteri aparatur negara, apakah masih ada yang seperti ini ya?)
yah, kata orang menjadi PNS adalah suatu kepastian, masa depan yang cerah, gaji selalu naik setiap tahun, banyak “ceperen” apalagi di tempat basah (berkaca pada kesuksesan bang Gayus).
Tapi saya memilih untuk menjadi profesional, jujur, menjauhkan diri dari segala manipulasi, karena kekayaan bukan segalanya, bukan begitu bang Gayus beserta istri, anak dan orang tua yang turut mencicipi indahnya surga dunia