Beberapa hari lalu saya dan beberapa kawan manajer di kantor (pak Eko, pak Anas, pak Aan, pak Lendra, pak David, pak Anggara, pak Rozi), ber-delapan orang didaftarkan untuk mengikuti Medical Checkup yang diadakan oleh Lions Club Surabaya. Mungkin karena harga yang diberikan cukup murah, tapi sebenarnya sih juga gak terlalu murah. Bekerja sama dengan laboratorium Larissa, dengan biaya , sudah meliputi pengecekan kesehatan darah lengkap, urine lengkap, fungsi liver, fungsi ginjal, gula darah, lemak lengkap, imunologi dan pemeriksaan jantung. Kegiatan ini rutin diadakan oleh Lions Club, dan saat itu mengambil tempat di Dapur Cerme, jalan Embong Cerme Surabaya. Saya berangkat bersama-sama pak Lendra, pak Rozy, pak Anggara dari kantor sekitar jam 6 pagi. Yang lainnya langsung berangkat ke lokasi. Sampai di lokasi sudah ada pak David dan pak Anas yang sudah melakukan pengambilan sampel darah.
Bagi saya yang belum pernah melakukan medical checkup, tentu sangat excited. Dimulai dari puasa selama 12 jam sehari sebelumnya. Lalu pada saat pemeriksaan yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengambilan darah sebelum makan, lalu pengambilan urine kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan jantung. Pada saat pemeriksaan jantung agak lumayan aneh juga ya, kita dijepit pakai alat dari ujung kaki, badan dan pergelangan tangan. Setelah pemeriksaan jantung, selanjutnya kita diperbolehkan untuk makan dan setelah dua jam setelah makan kita akan diambil lagi sampel darahnya.
Kami memilih makan pecel di daerah dekat bambu runcing. Lumayan enak. Saya mengambil lauk tempe dan telor ceplok aja dengan meminum air putih. Setelah makan, ternyata masa waktu dua jam cukup lama. Lalu kami main ke Nortquay di pelabuhan Tanjung Perak. Kebetulan ada kapal yang akan bersandar. Lumayanlah bisa lihat kapal bersandar, hahaha ndeso nemen. di ruang tunggu penumpang, saya juga melihat ada hotel kapsul yang disewakan, sayang lupa untuk foto hotelnya.
Setelah puas di Northquay, kami kembali ke Dapur Cerme untuk diambil sampel darah setelah dua jam puasa. Tujuan pengambilan sampel darah yang kedua ini adalah untuk mengecek peningkatan gula darah setelah makan. Setelah selesai kami diberikan informasi jika hasil bisa didapatkan seminggu kemudian plus dapat melakukan konsultasi dokter.
dan seminggu kemudian…..
Kami berangkat bersama dari kantor minus pak Anas yang sedang ada tugas di kantor Tangerang. Sampai di dapur Cerme masih sepi, hanya beberapa orang saja yang sedang menunggu giliran berkonsultasi dengan dokter. Akhirnya kami mengambil hasil medical checkup masing-masing. Awalnya saya agak kebingungan membaca hasilnya, karena belum pernah melakukan medical checkup. Dibantu oleh pak Lendra dan googling akhirnya saya mengetahui hasil reportnya. Dari repor itu kita bisa tahu sebelah kiri adalah hasil pemeriksaan kita, dan sebelah kanan adalah yang seharusnya. Dan inilah hasilnya
……
Wawww, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan, terutama sih yang di atas normal. Dari konsultasi dokter didapatkan beberapa hal berikut. Misalnya saja kadar gula darah setelah makan sudah di atas normal, sudah dianggap sebagai Pre-Diabetes tahap 1. Kemudian SGPT, SGOT yang tinggi diduga karena konsumsi obat Almodhipline saya yang terus menerus. Lalu kemudian acid urine alias asam urat yang juga dibatas ambang normal. Dan yang paling parah adalah bagian trigleserida atau kadar lemak di dalam darah yang mencapai 800, padahal normalnya adalah di bawah 150. Ini yang menjadi catatan saya, mengingat saya tidak mempunyai gejala apapun yang menunjukkan itu. Oleh dokternya malah disarankan minum obat penurun kolestrol yang lupa apa namanya, trus disuruh rontgen jantung bro. Wah gawattt ini.
Berangkat dari hasil yang gak mungkin, tapi sedikit was-was. Maka setelah mendapat hasil cek tersebut sayapun melakukan sedikit perubahan gaya pola makan. Saya coba mengurangi makan yang bertentangan dengan asam urat, gula dan trigleserida. Agak susah sih, karena ada makanan yang bisa saling bertentangan. Akhirnya saya memilih mengkonsumsi buah dan sayur, tidak lagi konsumsi nasi, susu dan pantangan makan yang lain. Entah mengapa saya kok sekarang gak gampang lapar ya. Selain itu saya juga usahakan untuk 30 menit tiap hari melakukan olah raga, entah joging atau bersepeda. Saya juga mengukur berat badan, dan saat ini semakin menurun, dari minggu lalu 83 kilogram, saat ini sudah mencapai 78 kilogram. Saya lakukan juga supaya tidak mengkonsumsi Almodhipline lagi yang merupakan obat Hipertensi yang dulunya harus tiap pagi saya minum. Konsekuensi tidak meminum Almodhipine adalah harus sering cek tensi, dan secara rerata bisa dibilang tensi saya ada di batasan normal.
Nah, untuk masalah kadar trigleserida ini, saking penasarannya saya mencoba melakukan tes lagi. Apalagi minggu depan harus semingguan di Jakarta. Gawat banget nih, makanan bakal tidak terkontrol dengan baik. Akhirnya coba kontak ke Prodia Sidoarjo, ternyata bisa hanya melakukan tes trigleserida aja. tarifnya cuma 62 ribu, dan sebelumnya juga harus puasa 12 jam. Berangkatlah ke Prodia, sampai disana kebetulan sepi, tinggal mendaftar dan sample darah diambil. Gak sampai lima menit selesai. Lebih lama perjalanan pergi-balik kantornya kayaknya, hahaha. Hasil pemeriksaan bisa diambil jam dua siang. Wahhh saya pikir ntar malam aja diambil. Ternyata jam setengah dua dapat sms kalau hasilnya sudah bisa dilihat, dan hebatnya bisa dicek di website. Keren….
Dan hasil Prodia….
Untuk hasil di prodia, kita tinggal memasukkan nomer ID aja, selanjutnya bikin akun. Setelah bikin akun dan login kita bisa lihat hasilnya. dan hasilnya, ternyata trigleserida saya cuma 146
Wahhh, trus hasil medical checkup kemarin gimana tuh? Tapi hasil ini cukup menggembirakan karena ternyata trigleserida saya baik-baik saja. Tapi saya tetap untuk menjaga pola makan dan kemungkinan bulan depan akan melakukan general check up lagi semua, takutnya hasilnya ternyata malah lebih parah, hehehe.