Site icon arthanugraha.com

Holiday Street Show di Jalan Ponti Sidoarjo

Akhirnya saya kecentok juga nih dengan Holiday Street Show yang ada di jalan Ponti Sidoarjo.

Holiday Street Show adalah area tempat orang berjualan yang memanfaatkan area di Jalan Ponti Sidoarjo sisi menuju arah jalan pagerwojo. Aktifitas ini menutup jalan hampir setiap minggu mulai pukul 06:00 hingga pukul 11:00. Tapi pada kenyataannya adalah bisa mulai lebih awal dan berakhir lebih lama. Entah bagaimana mulanya jalan Ponti ini bisa ditutup oleh pedagang, karena kalau dibilang resmi ya gak juga ya, karena tempat ini dikelola oleh semacam komunitas. Jika bisa menutup jalan setiap minggu jelas ini bukan sembarangan, butuh “orang kuat” untuk bisa menutupnya, sehingga satpol PP, Dishub, Polisi ya diam saja, hehehe. sampai detik ini saya berusaha mencari adakah Perda yang mengatur aktifitas ini. Setahu saya sih, seperti halnya Car Free Day yang ada di Alun-alun Sidoarjo dengan aktifitas yang juga menutup jalan ada Perdanya.

Sepenggal kisah yang sedikit saya tahu, ini bermula dari konflik pedagang kaki lima yang berjualan di perumahan Taman Pinang yang ditolak oleh warga perumahan. Ceritanya panjang dan penuh dengan gejolak. Warga merasa haknya sebagai penghuni perumahan dilanggar oleh PKL yang menutup akses jalan dan memacetkan jalan di taman pinang. Berita serunya bisa dibaca di berbagai sumber yang ada di media online.

Ternyata PKL nya gak kalah juga bro, hahaha. Mereka juga menuntut hak yang sama, beritanya di sini. Pokoknya serulah waktu itu.

Nah ternyata 0h tenyata, entah darimana juntrungannya, tiba-tiba jalan Ponti (letaknya di seberang perumahan Taman Pinang) setiap minggu ditempati PKL. Mereka seperti berkomunitas, memakai seragam berwarna oranye dan menutup jalan dengan kegiatan yang saya ceritakan di atas.

Apesnya lagi nih bro, sudah jalan Ponti ditutup, ehh, di taman Pinang PKLnya balik lagi, hahaha, apes mu kapan ya….

Nah, yang menjadi perhatian saya adalah, di jalan Ponti ini banyak juga lho tempat usaha, seperti tempat makan yang mereka juga berusaha di sana. Yang pasti resmi dan dikenai pajak oleh pemerintah daerah. Apes selanjutnya adalah akses mereka jadi terhambat, mengingat jalan yang ditutup entah oleh siapa. Tentu tempat nongkrong, warkop, rumah makan di sana ya tinggal gigit jari aja melihat PKL ini, entah mungkin sudah dapat kompensasi, saya akan tanyakan lebih lanjut ke mereka.

Akhirnya kejadiannya menimpa saya. Sepulang gereja, seperti biasa, anak saya mengajak makan Mie Mapan di depan GOR Sidoarjo, yang apesnya adalah di jalan Ponti itu. Biasanya PKL masih sopan, kasih akses untuk masuk ke parkir Mie Mapan. Ealah apesnya lah kok aksesnya ditutup barang dagangan dan mobil ya. Akhirnya saya memutar aja deh ke perumahan Pondok Jati. Kurang lebih 3 kilometer memutar dan sekitar 10 menit. Karena saya lihat mereka memang sedang berkemas. Waktu itu sudah pukul 11.15 lho, artinya sudah selesai deh gelaran acaranya. Seharusnya begitu. Sampai depan Mie Mapan, walahhhh tetep rek gak ada sela. Yasutralah minta baik-baik supaya agak cepetan ngeringkesinya karena saya mau parkir. Waktu itu saya nunggu di depan mie mapan hampir sekitar 10 menitan. Agak menghambat jalan juga, la wong kanan kiri jalan ponti itu dibuat jualan. Tapi masak saya harus muter lagi nungguin buk ibuk PKL ini?

Mungkin aja minggu ini lagi apes banget kali ya, hahaha. Tapi akhirnya bisa masuk kok. Memang proses bongkar pasang dagangan dan masukin ke mobil cukup lama, mayoritas pedagang di sini bermobil dengan rerata mobil di atas tahun 2015, bisa balik modal gak ya? Ini juga yang dikeluhkan oleh warga taman Pinang dulu. Mereka menyebutnya sebagai PKL bermobil, btw, tetangga saya di Taman Tiara dulu juga ada lho jadi PKL di Taman Pinang. Ya bermobil juga gitu deh. Mungkin selain cari duit, juga bisa jadi ajang silahturahmi ya. Tapi beneran memang enak silaturahmi di situ. Bisa lihat baju, kalau aus tinggal beli minum, kalau laper tinggal nongkrong aja cari makanan.

Exit mobile version