Site icon arthanugraha.com

Ini Gaji siapa?

Suatu saat hari yang saya benci tiba.

ada seseorang meronta, merintih berkeluh kesah mengenai gajinya yang menurutnya kecil. Dia telah bekerja beberapa bulan. Dia membandingkan dirinya dengan seorang office boy yang sepantar gajinya dengan dia.

Apakah adil? dia berteriak.

Suaranya meraung-raung, persis berkumpul menjadi satu dengan suara orang lain, serupa…

Saya membencinya. Karena hidup dan janjinya telah didustakan oleh silau dan gemerisik orang-orang lewat.
Saya berada di titik terbawah pak…..

Saya bukan tidak peduli terhadapmu dan terhadap yang lainnya. Hidup itu komitmen dan janji. Kita sudah mengucapkannya di awal.

Tapi kenapa saya serupa dengan titik terbawah, mana kebijaksanaan?

Saya berteriak menghardik. Kebijaksanaan itu milik Tuhan. Manusia hanya tukang tipu dan poles untuk mengatakan ini adil, tapi tidak akan pernah ada itu keadilan.

Jadi apa yang harus saya lalukan? apakah saya harus berteriak ke sana kemari mencari kebijaksanaan itu tiba dan runtuh.

Inilah perkataanku wahai anak muda yang goncang hatimu. Hidup itu adalah pilihan dan semua boleh memilih. Itulah keseimbangan.

Dan keesokan harinya, anak muda itu pergi meninggalkan jejak-jejak langkahnya,

Exit mobile version