Site icon arthanugraha.com

Kemenhub Akui Cost Logistik Indonesia Masih Tinggi

Kemenhub Akui Cost Logistik Indonesia Masih Tinggi

disadur dari radarpena.com

JAKARTA, RadarPena.com – Komitmen pemerintah yang ingin menekan cost logistik masih dipertanyakan berbagai pihak. Pasalnya sampai saat ini biaya logistik masih sangat besar. Bahkan Indonesia National Shipowner Association (INSA) mencatat cost logistik masih di atas 23%. Padahal Presiden Jokowi menyatakan ingin menekan cost logistik 10-15%.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adolf Tambunan mengakui hal tersebut pada acara Rapat Kerja Nasional 2016 DPP INSA di Jakarta, Senin (16/5).  Dia menyebut saat ini cost logistik yang diharapkan berbagai kalangan belum dapat dipenuhinya. Tak heran bila harga-harga komoditas dalam negeri lebih mahal dibandingkan produk impor. Terutama di wilayah Indonesia bagian timur.

Adolf mencontohkan, biaya transportasi laut menuju Indonesia bagian timur masih mahal dibandingkan dengan biaya ke China atau Singapura. Bahkan untuk pengiriman logistik dari Jawa ke Kalimantan saja, kata Adolf masih tergolong tinggi. Padahal biaya ke China tidak semahal dengan biaya ke Kalimantan atau ke Indonesia bagian Timur.

“Ini adalah gambaran biaya logistik, Priok ke Banjarmasin USD 650 satu kontainer. Sementara Priok-Guangzhou USD 400, Priok-Singapura USD185, Priok-Jayapura USD 1.000,” katanya.

Adolf mengatakan, hal itu terjadi karena akses dari laut ke darat masih sangat minim. Akibatnya biaya laut dan darat ketika dijadikan satu akan sangat mahal.
Mahalnya biaya logistik juga disebabkan oleh kurangnya frekuensi pengangkutan barang ke Indonesia timur dan sebaliknya. Hal ini membuat barang angkutan tertahan sehingga menimbulkan biaya simpan di pelabuhan.

“Kalau masalah biaya logistik door to door angkutan laut juga dipengaruhi akses jalan, kendaraan dan sarana angkutan. frekuensi pelayanan juga tidak seimbang antara perdagangan barat dan timur,” imbuhnya.

Solusi tercepat untuk segera merealisasikan cost logistik yang murah, lanjut Adolf, adalah dengan melakukan pemerataan industri di seluruh wilayah Indonesia. Namun pemerataan industri harus diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalan, sarana transportasi, sehingga frekuensi perdagangan akan meningkat dan mampu memangkas ongkos logistik.

“Sepanjang belum pemerataan industri di luar Jawa, maka transportasi laut mengikuti pergerakan perdagangan pada intinya,” tukasnya.

sumber: http://m.radarpena.com/welcome/read/2016/05/16/37793/1/1/Kemenhub-Akui-Cost-Logistik-Indonesia-Masih-Tinggi

Exit mobile version