Site icon arthanugraha.com

Mempertanyakan Dialektika Materialisme

Minggu, 04 September 2005
00:14:39

Siang tadi Kandi SMS, ngajak bareng dia dan Jenny jalan ke TP.
Mmm tawaran menarik.
Akhirnya berangkat deh ke TP.
Tapi sebelumnya sih maksudku ke AJBS ngeliat SCOMDEX,
Ehh ternyata nunggu si navie, gacoannya Ian, lama banget.
Akhirnya aku putusin langsung ke FISIP aja jemput si Kandi.
Sampai di Fisip, ternyata Kandi masih lama.
Akhirnya ngobrol deh dengan Darman, si penjual rokok eceran keliling, yang biasanya mangkal di kampus.
Ehhh, ternyata Darman nih orangnya asik juga.
Dia cerita kalo adiknya sekarang, ada di ITB.
Ya jualan rokok juga kayak dia (hehehehe, just kidding)
Setelah sekian lama, akhirnya muncul juga si Kandi.
Sampai di TP, ternyata Jenny udah ada di TP.
Dan dimulailah perburuan perlengkapannya Kandi buat PRAJAB besok.
Mulai dari sepatu,baju,tas banyak deh….
Oya, sempet juga nyobain roti yang direkomendasikan sama Kandi,
Roti Boy namanya, konternya ada di TP I, deket Hero.
Rotinya tuh manis dan lembut di mulut, mmmmmmmmmmm
Kalo kamu ke TP, cobain deh roti ini. Enak gila…
Setelah jalan-jalan, ehhh ketemu juga dengan Ian dan rombongannya, anjrittttttt
Dan ketemu lagi waktu jalan di Gramedia.
Mmmmm Aku mau cerita tentang pemahamanku mengenai Dialektika materialisme-nya Hegel. Aku bisa menemukan contoh nyata tadi….
Waktu makan di foodcourt, karena aku sudah memesan duluan, trus Jenny dan Kandi gantian memesan makan.
Hampir sekitar 20 menit mereka pesan makanan, sampai makananku pun habis.
Selama 20 menit itu, karena kondisi FoodCourt TP yang rame, maka bolak-balik ada orang yang bertanya sama aku soal kursi yang kosong di mejaku.
Pertanyaan sama sampai empat kali digulirkan oleh orang yang berbeda-beda, pertanyaannya:
“Mas, ada orangnya ya?”
Nah bagaimana aku harus menjawab. Kalo dari sisi materi secara fisik, tentu aja aku harus menjawab orangnya gak ada karena kursi itu kosong, dan semestinya pertanyaan itu tidak terlontarkan, karena emang tidak ada orang di kursi itu.
Tapi, ternyata pertanyaan itu gak bisa dijawab karena materi yang dimaksud itu bukan secara fisik, tetapi secara kepemilikan, jadi maksudnya apakah kursi itu ada yang punya?
Artinya si Karl Marx yang notabene murid Hegel, melihat kalo materialisme yang dimaksud si Guru bahkan bisa dilihat bukan dari sisi fisik, tetapi dari sisi penguasaan sesuatu.
Wahhhh, canggih bener ya Karl Marx ini….
Akhirnya, setelah pergulatan pemikiran di dalam otakku, aku bisa menjawabnya dengan:
“O, Sudah ada orangnya Mas/Mbak/Pak/Bu….”

Exit mobile version