Nasi pecel…
Ini nih salah satu makanan doyanan saya. Bumbu kacang plus manis pula, walahhh…..
Ini makanan asli Indonesia, tentunya banyak sekali variasi sajian nasi pecel. Salah satunya kamu bisa dapatkan di nasi pecel Keputran pak Imron di Surabaya. Dulu saya gak tahu kalau ada nama pak Imron di warung pecel itu. saya cuma tau namanya pecel Keputran, karena jualnya dekat pasar Keputran. Belakangan baru tau kalau ada nama pak Imron dari banner nama warung itu.
Pecel Keputran letaknya ada di ex bioskop Purnama.
Hayoo kamu tau gak di mana bioskop ini berada? ex bioskop ini letaknya di pojok jalan pajajaran dan dinoyo. di tahun 1997-an pada saat awal saya diajak oleh kawan saya makan di sini, bioskopnya masih buka, memutar film Indonesia yang vulgar-vulgar itu. Tapi sekarang sudah tutup. Lokasinya tengah kota, gak jauh dari jalan Basuki Rahmat. Kuliner lain yang terkenal dari ex bioskop Purnama ini adalah bebek Purnama. Saya belum pernah nyobain sih kalau yang di ex bioskop ini. Tapi hampir seantero Surabaya, pasti kita mendapati penjual bebek goreng, dengan “keber” warna kuning, bertuliskan cabang Purnama.
Kembali ke Pecel Keputran, dulunya saya mengenal tempat ini hanya buka di malam hari. Biasanya saya datang pada jam 10 malam ke atas. Tapi ternyata sekarang sudah buka dari jam 5 sore sampai jam 4 pagi. Pada tahun 2015 awal, sekembalinya ke Sidoarjo, saya mencoba pecel ini lagi. Ternyata oh ternyata, kayaknya rasanya sudah berbeda dengan pecel keputran yang dulu.Meski masih punya kekhasan dengan menu nasi pecel, nasi rawon, dan nasi pecel ditambah kuah rawon yang biasanya orang kalau mesen pesan yang banjir.
Kekhasan pecel Keputran terletak di isi pecelnya yang berisi suwiran daging, hanya sekarang ditambah dengan oseng kacang panjang dan wortel dan ditambah mie goreng. Seingatku dulu sih gak ada, hanya dikasih suwiran daging, tauge dan bumbu pecel, that’s it.
Soal rasa, ya itu tadi, udah berbeda dengan yang dulu. Kalau dulu rasa suwiran dagingnya kuat. Sekarang sudah tidak. Dan dari sisi pengunjung, kok tidak seramai dulu ya. Kalau dulu, sering kalau mau makan harus antri. Sekarang cenderung sepi. Apa mungkin karena datang jam 8 malam ya, jadi kurang malam. Yang aku ingat lagi dari tempat ini, mereka masaknya juga di sana jadi rame banget dengan pegawainya yang banyak dari etnis Madura. Tapi sekarang sepertinya sudah tidak masak di sana lagi. Hanya terlihat 3 pegawai saja.
Oya, banyak yang bilang tempatnya kotornya. You knowlah street food Indonesia. Bahkan temenku yang dari yogya bilang ini pecel reget(kotor), karena proses penyajiannya yang memakai tangan terbuka untuk mengambil isi dari pecel seperti tauge dan suwiran daging. Selain itu, katanya nyuci gelas juga hanya dicelupin aja di embernya. Hehehe, begitulah memang. Tapi terkadang kejorokan itu bisa sirna semua dengan kenikmatan makanan yang disajikan.
Kemarin saya dan istri, membeli nasi pecel ditambah telor asin dan nasi rawon yang juga ditambah telor asin, plus teh manis hangat dan sebotol mineral. Total yang harus dibayar sebesar 49 ribu.
Anyway, nasi pecel Keputran ini legend banget. Coba deh tanya orang-orang yang udah lama tinggal di Surabaya, pasti pernah mencoba pecel ini. Kalau kamu ke Surabaya, tempat ini bisa jadi jujukan kuliner kamu.