Teknologi blockchain diperkenalkan pertama kali oleh Satoshi Nakamato[note]Nakamoto, Satoshi (24 May 2009). “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System” (PDF). Retrieved 5 March 2014.[/note] dalam sebuah paper untuk menyampaikan ide tentang mata uang digital yaitu Bitcoin. Dengan teknologi yang ditawarkan membuat berbagai industri tertarik untuk menerapkan blockchain. Diyakini bahwa teknologi blockchain akan memberikan efisiensi pada pengaturan serta penyederhanaan dalam pekerjaan yang bersifat administratif.
Blockchain menawarkan teknologi untuk berbagi informasi yang aman. Blockchain akan membuat sebuah general ledger (buku besar) digital yang dibuat secara permanen dan terbagi di antara jaringan komputer yang terdistribusi. Teknologi blockchain yang awalnya dikembangkan untuk Bitcoin ini akan memastikan bahwa transaksi yang disimpan di dalam general ledger (disebut sebagai block) akan aman dari gangguan hacking atau adanya upaya perubahan data transaksi.
Industri logistik yang sangat dekat dengan kumpulan data yang sangat besar serta transaksi yang banyak dan rumit dan melibatkan pada masalah birokrasi, dokumen, pelacakan kendaraan dan pergudangan. Saat ini seluruh data di industri logistik yang ada ditangani terpusat serta hambatan persebaran lokasi yang berimplikasi pada perbedaan berbagai yurisdiksi, maka penanganan satu rantai pasok saja bisa menimbulkan masalah bagi seorang pakar logistik yang berpengalaman. Belum lagi terjadinya penyelundupan serta kegiatan terlarang lainya yang tidak mematuhi undang-undang yang berlaku.
Maka tidak heran beberapa pemain industri logistik menganggap teknologi blockchain sebagai obat mujarab yang bisa menyelesaikan masalah tersebut, serta dapat memotong biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan persediaan dan penyimpanan, melakukan pengelolaan jaringan gudang dan kendaraan yang terus bergerak serta menghilangkan beban dokumen yang berlebihan.
Blockchain akan merekam setiap gerakan truk, melakukan pemindahan semua media perantara dan menyederhanakan arus dokumen. Tentunya teknologi blockchain akan menjamin keamanan data serta auditable yang membuat setiap usaha tindakan ilegal hampir tidak mungkin dilakukan.
Dengan teknologi yang dimiliki blockchain, tidak menutup kemungkinan bagi pengembang aplikasi logistik untuk memanfaatkan blockchain. Penerapan blockchain di industri logistik akan meningkatkan transparansi distribusi data di seluruh bagian dari proses logistik tersebut. Harapan besarnya adalah seluruh pemangku kepentingan dalam proses logistik tersebut mendapat keuntungan dengan menggunakan teknologi blockchain dan mampu mengakses transaksi yang diperlukan.
Penerapan teknologi blockchain di industri logistik juga akan menimbulkan penghematan biaya yang besar. Misalnya saja industri logistik di sektor udara juga dimungkinan sangat cocok untuk diterapkan karena mempunyai standard keaamanan yang tinggi. Blockchain akan membantu dari sisi keamanan transaksi serta membantu komunikasi data antar perantara dalam rantai proses kargo udara, mulai dari pengirim barang, penanganan bea cukai hingga operator penyelenggara.
Dengan akar historis teknologi blockchain yang fokus awalnya bergerak di sektor keuangan juga membuat tidak menutup kemungkinan untuk menerapkannya di industri logistik. Dengan karakteristik industri logistik yang melibatkan jaringan dengan banyak pihak, membuat industri logistik menjadi kandidat yang sangat layak dan menarik untuk menerapkan teknologi blockchain.
Keuntungan Penerapan Teknologi Blockchain
Beberapa keuntungan penerapan teknologi blockchain di industri logistik
- Transparansi untuk customer
Dengan teknologi blockchain, pelanggan dapat melihat setiap bagian dari perjalanan produk mereka sebelum tiba di tangan mereka. Jaringan di balik rak toko tidak lagi tersembunyi, sehingga memungkinkan pelanggan dapat mengambil keputusan yang tepat. - Transparansi untuk Auditor
Sejarah transaksi yang terkunci di dalam blok akan membuat auditor akan lebih mudah melakukan tracing pada item dan sumber daya yang hilang - Keamanan yang semakin meningkat
Dengan teknologi blockchain, maka akan lebih mudah dalam identifikasi jika terjadi kecurangan pada salah satu proses rantai pasok
Implementasi Teknologi Blockchain di Industri Logistik
Meski teknologi blockchain belum populer digunakan dalam industri logistik, namun sudah ada beberapa contoh implementasinya. Beberapa contoh yang sudah memulai melakukan project penerapan teknologi blockchain antara lain:
Selain itu Amazon dan Alibaba juga dikabarkan sudah mengujicoba teknologi blockchain, namun hasilnya belum dipublikasikan.
Isu lain dalam penerapan teknologi blockchain adalah adanya penjualan token kepada publik atau yang dikenal dengan ICO (Initial Coins Offering)[note]https://en.wikipedia.org/wiki/Initial_coin_offering[/note]. ICO sangat mirip dengan IPO (Initial Public Offering) sebuah perusahaan yang menjual sahamnya. Dalam hal ini perusahaan yang berbasis blockchain akan menjual teknologinya dengan imbalan berupa sebuah coin (secara digital) yang nantinya bisa diperjual belikan.
Ada dua proyek ICO yang terkait dengan logistik, yaitu A2B Direct dan Blockfreight.
A2B Direct berhasil meningkatkan pendapatannya dari € 500 ribu menjadi € 3 juta serta dapat berekspansi ke pasar eropa barat dan Amerika Utara.
Blockfreight melakukan proses investasi secara bertahap, dan saat ini sedang melakukan kampanya untuk mendapatkan investasi sebesar $ 1,9 juta.
Tantangan Implementasi Blockchain
Tantangan implementasi blockchain di industri logistik adalah belum adanya proyek yang memberikan hasil berupa solusi yang komprehensif dalam proses uji coba penerapan teknologi blockchain. Hal ini disebabkan bahwa teknologi blockchain adalah sebuah teknologi yang relatif baru. namun dengan semakin banyaknya dukungan di dunia usaha, uji coba di berbagai perusahaan serta dukungan negara dalam melakukan inovasi, maka teknologi ini kemungkinan akan berkembang seiring berjalannya waktu dan tinggal menunggu waktu munculnya solusi dari implementasi teknologi blockchain yang bersifat universal untuk industri logistik.