disadur metrotvnews.com
Metrotvnews.com, Jakarta: Anggota Komisi VI DPR Bambang Haryo Soekartono menilai program tol laut sebagai hal yang mubazir, karena tidak memberikan dampak signifikan terhadap penurunan harga barang.
Bambang menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan lantaran armada, jalurnya dan jadwalnya sedikit.
“Jika jadwalnya berminggu-minggu sama saja bohong. Kalau cuma satu atau dua kapal, tidak ada pengaruh pada harga barang,” tukas di Gedung Parlemen, Rabu (8/6/2016).
Program itu menurutnya justru menafikan peran swasta yang selama ini sudah melayani pelayaran hingga ke pelosok negeri. Sebab selama ini yang membuat distribusi logistik antarpulau menjadi lebih murah bukan karena tol laut, melainkan peran swasta yang besar. Mereka tersebar dan sudah melayani secara reguler serta jumlahnya ribuan.
Sedangkan bukti adanya peran swasta yang lebih besar, sambung Bambang, sebelum ada program tol laut, harga barang antara pusat (Jawa) dan daerah relatif sama, bahkan di beberapa daerah lebih murah.
Misalnya saja harga daging di sejumlah daerah per 5 Juni 2017. Di Ibukota saja mencapai Rp 120 ribu per kg, sedangkan di Manado Rp 95 ribu per kg dan di Manokwari Rp 100 ribu per kg. Begitu pula dengan harga minyak goreng, di Jakarta masih kisaran Rp 12.700 per kg, namun di Manado Rp 11 ribu per kg dan Rp 12 ribu per kg di Jayapura.
“Pemerintah seharusnya memelihara transportasi laut yang sudah berjalan dengan baik dengan didukung lebih dari 14 ribu kapal swasta dan sebagian kapal kecil pemerintah,” tegas dia.
Sementara itu, Bambang memandang bahwa pemerintah terlalu menggemborkan manfaat tol laut. Padahal program itu mubazir, dan menguras anggaran negara yang terbatas. Seharusnya, pemerintah memberikan subsidi kepada swasta, agar jalannya lebih tepat waktu dan reguler.
Jadi, tidak perlu membuat kapal baru dengan investasi yang sangat besar. Daripada seperti itu, lebih baik anggarannya untuk mengeruk alur pelayaran yang sudah dangkal.
“Indonesia sesungguhnya sangat beruntung karena memiliki laut lebih luas dari daratan atau pulau sehingga infrastruktur transportasi/logistik bisa menjadi lebih murah. Karena ada laut sebagai prasarana transportasi, pemerintah tidak perlu bangun infrastruktur jalan raya dan mengeluarkan biaya rutin untuk pemeliharaan tiap tahun yang mencapai Rp100 triliun lebih, sehingga otomatis harga logistik menjadi lebih murah,” jelas dia panjang lebar.
Contohnya saja tarif pelayaran menggunakan kontainer dari Jakarta ke Jayapura dengan jarak lebih kurang 5.500 km sekitar Rp 15 juta atau hanya Rp2.700 per km. Bandingkan dengan ongkos angkut dengan truk dari Jakarta ke Cikarangdengan jarak kurang dari 100 km mencapai Rp 2 juta atau Rp20.000 per km.
Harga barang dan sembako di daerah pesisir kawasan timur Indonesia yang bisa diakses kapal laut relatif sama dengan daerah lain di kawasan barat, bahkan beberapa jenis barang lebih murah. Inilah yang menurut Bambang menyebabkan harga menjadi mahal karena barang itu diangkut lagi melalui darat atau udara ke daerah pedalaman.
“Infrastruktur jalan buruk dan tarif pesawat mahal membuat harga naik ratusan kali, sehingga rakyat di pedalaman tidak bisa menikmati hasil pembangunan,” ucap Bambang.
sumber:http://news.metrotvnews.com/politik/zNPoZ9OK-program-tol-tak-berimbas-pada-penurunan-harga-barang