Site icon arthanugraha.com

Trend kuliah di Teknologi Informasi menurun?

Benarkah?
Sebagai orang yang pernah kuliah dan sedang kuliah pada subyek yang berhubungan teknologi informasi saya rasa ini menjadi pertanyaan besar, mengapa?

Ada beberapa hal yang menurut saya menjadi sebab mengapa orang tidak lagi melirik untuk belajar Teknologi Informasi:

1. Katanya Sulit banget belajar pemrograman
Hal ini gak bisa di tampik teman, mau bukti. Coba liat jumlah mahasiswa jurusan computer setelah tahun pertama, pasti buanyak sekali kampus yang mengalami penurunan jumlah mahasiswa. Mahasiswa baru yang masuk masih melihat bahwa sangatlah keren jika bisa masuk jurusan computer, dan ini juga yang terjadi pada saya yang pada awalnya memang komputerholic, entah hanya bermain game berjam-jam di depan computer atau sekedar mengutak-atik sesuatu.
Memang sulit sekali ketika pertama kali belajar logika yang merupakan basis dasar yang wajib dikuasai oleh semua mahasiswa jurusan computer, karena tanpa itu kita gak bisa “berkahayal” untuk “menciptakan” suatu aplikasi. Contoh saja mau bikin aplikasi penjumlahan, tapi gak ngerti “cerita” dari penjumlahan itu. Apa mungkin ini gara-gara kurikulum Indonesia ya yang hanya mementingkan hasil akhir?? Who knows????

2.Kurang luasnya pemahaman tentang kegunaan Teknologi Informasi di Indonesia
Saya kira ini ada benarnya. Tidak banyak orang yang mau membuat riset yang “aneh-aneh” di bidang teknologi Informasi. Kebanyakan orang membuat aplikasi yang berhubungan dengan database, misalnya bikin web buat pemerintah yang dananya jutaan, sistem informasi yang itu-itu aja. Kebanyakan para praktisi IT hanya membuat aplikasi yang bisa untuk cari duit. Yah pragmatis memang, tapi perut sih yang menjadi utama berbicara. Jikapun ada yang membuat riset aneh, tapi orang nya Itu Lagi Itu Lagi.

3.Hak Atas Intelektual tidak dihargai.
Apa hubungannya ya HAKI dengan surutnya minat orang kuliah di TI. Ya terang aja ada hubungannya. Coba kita liat di Mangga Dua atau kalo di Surabaya ada di Surabaya Mall. Betapa murahnya produk itu diperjualbelikan. Trus dari situ, mana bisa produk aplikasi buatan Indonesia bisa berkembang, wong Microsoft Office 2007 bajakan Cuma seharga Rp. 40 ribu. Trus kalo kita bikin sendiri yang seperti itu mau dijual berapa tuh?

Perkembangan saat ini di jurusan TI malah membekali lulusannya dengan Entrepreunership atawa kewirausahaan. Waduh ini kampusnya gelap mata ya, sampe ketakutan dengan tidak lakunya lulusan mereka. Bahkan di Surabaya ada salah satu kampus yang menjadikan kampusnya sebagai kampus entrepreuner, karena semua jurusannya berhubungan dengan kewirausahaan dan menjadikan lulusannya sebagai calon pengusaha. Wah gak laku jadi programmer atau analyst trus jadi S.KOM (Sarjana Kulak’an Komputer –bhs jawa: Sarjana Jualan Komputer –red)

Mari kita berkaca dari India, yang menjadikan Ti menjadi nilai jual kemampuan mereka, meskipun katanya mereka terkenal karena mau dibayar murah. Tapi itu hanya bualan orang aja menurutku, wong Indonesia yang udah obral aja jarang banget orang luar mau hire tenaga Indonesia, hehehe. Kembali ke India, dengan menekankan pada kemampuan SDM mereka, yang sangat mereka percaya, mereka bisa lebih dari bangsa lain, menjadikan mereka handal dalam bidang TI, khususnya untuk tenaga ahli. Tengok saja di perusahaan perangkat lunak besar di dunia seperti Microsoft, SUN, atawa Oracle, pasti ada aja nama india di antara para developernya.

Jadi ini buat adik-adik kelasku yang akan atau belum menentukan pilihan untuk meneruskan kuliah di jurusan apa, pikirkan lagi. Apakah kuliah di Jurusan TI menantang atau malah menjerumuskan? Kalo saya sih memilih tantangan…

Exit mobile version