Beberapa dari kamu pasti pernah melihat gambar ini, Presiden Korea Utara Kim Jong Un sedang melihat pekerjaan petugas. Gambar ini kemudian dijadikan meme dengan tambahan tulisan “How to code with no bugs”. it’s funny. Bagi anda yang berkecimpung atau pernah bekerja sebagai seorang programmer, pasti pernah mengalami hal-hal seperti ini. Sayapun pernah.
Ceritanya, ketika itu saya sebetulnya bukan sebagai programmernya, akan tetapi pada saat itu kami sedang mengimplementasikan bentuk barcode label yang baru. Ternyata hasil print labelnya masih tidak sesuai dengan yang diharapkan, sementara tim programmernya tidak berada di lokasi yang sama. Akhirnya karena dari customer meminta untuk perbaikan dengan segera, plus “ancaman” dan larangan tidak boleh istirahat makan siang sampai layout selesai, akhirnya saya coba utak-atik deh layoutnya dan berhasil. Posisi duduknya persis banget dengan foto di atas.
Bagi sebagian besar orang, programmer itu seperti problem solver sejati, bisa semua problem IT. Padahal penguasaan terhadap IT itu tidak seperti itu. Ada keahlian khusus. Sangat jarang saya jumpai ada yang bisa menguasai semua aspek di IT. Sebagai seorang engineer, tentu programmer harus memperhatikan banyak aspek, ini yang mungkin tidak diketahui oleh orang, bahkan oleh orang yang katanya melek IT sendiri. Aplikasi yang dibuat itu seperti sebuah karya seni. Terkadang harus menghadapi kendala antara kemauan user dan standarisasi teknis yang harus dilakukan. Jika berada terlalu berat kepada salah satu sisi, maka akan terjadi banyak kendala. Idealnya adalah aplikasi itu memang sesuai dengan kemauan user dan harus selalu patuh pada standarisasi teknisnya.
Tapi itu hanya idealisme semata. Hampir selalu programmer harus memilih salah satu sisi. Tantangan yang lain adalah ilmu yang selalu terus berkembang. Saya sedang belajar beberapa framework PHP, dan hampir semuanya merelease update terbaru mereka dalam waktu kurang dari setahun dengan perombakan total, artinya saya harus mengernyitkan lagi dahi untuk mencoba memahami ulang jalan logika framework. Akan tetapi hal itu disebabkan kembali lagi ke aspek pemilihan sisi yang seimbang antara kemauan user dan standarisasi teknis.
begitulah, memang memandang programmer tidak bisa lagi dari aspek sebuah profesi, tetapi sebuah kegiatan hobi yang sangat layak untuk ditekuni.