Ini ceritaku tentang sebuah ego. Perdebatan psikologis yang tidak pernah aku tahu.
Suatu hari saya menerima sebuah cerita bahwa di dalam dunia ini, tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Mungkin anda percaya mungkin tidak.
Saya pernah melihatnya sendiri dan saya percaya itu.
Di dalam menjalani kehidupannya, manusia itu diberi kebebasan bebas. Akan tetapi, ada jalur yang sudah ditentukan. Maksudnya seperti ini, kita sudah diberikan tujuan akhir, bagaimana cara menempuhnya itulah kita diberikan kebebasan, bahkan kadang kita tersesat.
Dari hal ini, saya percaya bahwa setiap manusia datang dan lahir di dunia ini membawa sebuah misi yang harus diselesaikan.
Pertanyaannya, apakah anda sudah tahu misi anda?
Kehendak bebas untuk mencapai misi inilah yang terkadang diwarnai oleh ego manusia. Mungkin karena sifat manusia yang harus bertahan hidup, sehingga harus berkompetisi dengan manusia yang lain.
Ini cerita saya. Pada hari minggu, saya bersepeda. Sepeda saya ini tergolong sepeda leisure dengan tipe hard tail. lebih mudah orang menyebutnya MTB, meski saya gak pernah bersepeda ke gunung, hehehe. Saya tahu, jika spesifikasi sepeda saya bukan untuk memacu speed. Tapi saya penasaran.
di sebuah jembatan layang, ada rombongan road bike. dari sisi spesifikasi jika beradu kecepatan tentu sepeda saya kalah. Karena jalan berupa tanjakan, ego sayapun timbul, hehehe saatnya saya mengalahkan road bike. Dan memang benar, mereka tertinggal jauh di belakang.
Yang jadi pemikiran, ngapain saya harus mengumbar ego saya untuk mengalahkan road bike? toh menangpun tidak mendapat apa-apa.
dari hal ini saya belajar, ternyata berat mengendalikan ego. Sama seperti cerita saya yang lalu. Harus lebih belajar untuk rendah hati lagi.