disadur dari bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha ekspor-impor mengimbau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai khususnya di Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandar Udara Soekarno Hatta serius mengatasi gangguan sistem Custom-Excise Information Automation atau CEISA selama Ramadan.
Sugiyanto, salah satu pelaku usaha dalam Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) mengatakan selama Ramadan ini sistem CIESA sudah beberapa kali down hingga mempengaruhi proses angkutan barang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Hal itu membuatnya terus mempertanyakan komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan sistem tersebut.
“Pekan lalu masih sempat down juga di Tanjung Priok, pemerintah yakni Presiden harus mengevaluasi kinerja Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai agar kejadian seperti ini tak terulang lagi di masa depan,” kata Sugiyanto, Selasa (21/6/2016).
Senada dengan Sugiyanto, Wakil Ketua Angkutan Udara dan Kebandaraan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Arman Yahya, mengatakan bahwa pada 15 Juni 2016 lalu, sistem CEISA sempat down sehingga mempengaruhi proses ekspor-impor via udara di Bandar Udara Soekarno Hatta.
“Saya mendapatkan keluhan dari importir soal sistem bea dan cukai yang CIESA down, membuat terhambatnya barang karena computernya ngadat,” kata Arman kepada Bisnis.
Arman menyebut, Ditjen Bea dan Cukai Bandar Udara Soekarno Hatta sudah memberikan solusi bagi pengguna jasa. Pasalnya, jika CIESA down dalam waktu empat jam akan akan diambil tindakan manual.
“Kalau sistem down jam 2 siang, barang baru bisa keluar besok. Berarti terkena biaya sewa gudang lagi dengan tarif per malam Rp1250 per kilo,” tutur Arman.
Kepala Kantor Perwakilan Ditjen Bea dan Cukai Soekarno Hatta Erwin Situmorang menyatakan sudah memberikan antisipasi pelayanan. Erwin memastikan untuk pelayanan yang urgen akan dilayani secara manual jika sistem CIESA down lagi.
“Untuk pelayanan yang urgen dan prioritas agar tidak terhambat selama sistem down, kami memberi pelayanan secara manual, sifatnya manual ini hanya antisipatif saja jkarena bagaimanapun pelayanan dengan sistem itu sebenarnya jauh lebih cepat,” ungkap Erwin kepada Bisnis.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menyatakan ada kenaikan yang luar biasa untuk impor selama Ramadan hingga Lebaran. Oleh sebab itu sistem CIESA harus berada dalam kondisi yang stabil selama Ramadan agar tidak menganggu proses input data.
Dia memprediksikan kenaikan angka impor selama Ramadan hingga Lebaran hanya mencapai sekitar 5% untuk impor via laut. Sementara kenaikan angkutan udara bisa mencapai 30%.
“Kenaikan luar biasa mungkin ada di impor via udara, saya memprediksikan bisa 30% untuk pengangkutan barang untuk impor ataupun ekspor,” ungkap Yukki kepada Bisnis pekan lalu.
sumber: http://industri.bisnis.com/read/20160621/98/559933/pelaku-usaha-minta-sistem-ceisa-jangan-mudah-rusak