Kemarin malam, sepulang dari cito, kendaraan saya berpas-pasan dengan rombongan sepeda motor bonek di aloha, jumlahnya tidak banyak, hanya 4 sepeda motor, mereka berboncengan tanpa menggunakan helm, lengkap dengan atribut tim kesayangan mereka. Anda pasti langsung menebak apa yang dilakukan mereka. Saya yakin 80% tebakan saya tepat. Ya, seperti biasanya mereka menggeber-geber gas motornya. Dan seperti biasa, aksi vandalisme dilakukan lagi, mencoret-coret sebuah pos polisi di bundaran aloha.
Jujur saya miris dengan kata “seperti biasanya” dan stigma2 buruk yang melekat. Saya miris dengan aksi kebrutalan suporternya tidak sebanding dengan prestasi timnya. Dan saya miris lagi mereka mencoret-coret pos polisi di kota sidoarjo, bukan di tempat kota tim kebanggaan mereka.
Dan seperti biasa, komunitas bonek hanya bilang mereka oknum. Yah, Indonesia seperti biasa….
Salam.
Tepatnya 1 tahun yg lalu saya juga jd korban.
kala itu Persebaya ditumbangkan Gresik United di Gresik. Sepulang kerja, kantor saya masih di margomulyo, saya pingin makan malam di Gresik, lumayan deket. Di daerah Osowilangun, saya berpapasan dengan ribuan suporter fanatik bajoel ijo yg sedang beringas karena kalah di Gresik.
Tanpa tanya cak, cuk, kang, mereka menyerang semua mobil yg macet dengan bendera, helm, sampai batu. Bis karyawan Petro di depan saya kacanya hancur, bahkan mereka naik ke dalam meminta rokok. wew..sungguh pemandangan yg unik.
alhamdulillah mobil saya cuma lecet sedikit, meski berkali-kali helm mereka hantam ke kaca tapi tidak pecah. Saya sangat bersyukur.
Sejak saat itu saya dendam dan benci setengah mati denga ulah mereka yg sangat memalukan, merendahkan martabat mereka sendiri.
TengQ sharingnya.
Salam.
Ya begitulah mas. Prihatin dengan kejadian-kejadian seperti ini…