disadur dari bisnis.com
Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diminta mengalihkan subsidi yang diberikannya untuk program tol laut ke pihak swasta karena progam tersebut dinilai tidak berpengaruh besar.
Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo Soekartono menuturkan, anggaran yang pemerintah berikan kepada swasta dapat membuat kapal–kapal swasta yang ada saat ini tepat waktu dalam mengangkut barang-barangnya.
“Ini hanya buang-buang duit . Daripada begitu, anggaran mending diberikan kepada swasta untuk bisa mendapatkan anggaran itu,” kata Bambang, Rabu (15/6/2016).
Dia menambahkan pemerintah tidak perlu membangun kapal baru lagi jika memberikan subsidi kepada swasta. Menurutnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak perlu kedodoran jika pemerintah melakukan itu. Kasihan pemerintah sendiri akhirnya tidak cukup membiayai APBN kita,” kataya.
Dia mengungkapkan, saat ini kapal–kapal swasta yang telah melakukan angkutan logistik antarpulau di Indonesia mencapai lebih dari 14.000 unit. Dia mengatakan, jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah kapal dalam program tol lautnya pemerintah.
Kapal-kapal swasta tersebut, dia menilai, telah membuat distribusi secara merata ke seluruh Indonesia. Dia mengatakan, kapal – kapal swasta saat ini sudah melakukan pengiriman barang ke Jayapura mencapai 100.000 TEUs dalam setahun. “Angkutan antar pulau kita sudah sangat bagus,” katanya.
Dia menambahkan kondisi tersebut membuat perbedaan harga antara Pulau Jawa dengan pulau lainnya yang dilayani angkutan kapal tidak berbeda jauh. Menurutnya, perbedaan tersebut tidak lebih dari 5%.
Selain itu, dia menuturkan, tarif angkutan kapal laut yang kecil juga membuat disparitas harga menjadi tidak terlalu jauh. Dia mencontohkan, tarif kapal dengan menggunakan kapal laut dari Jakarta – Makassar tidak lebih dari Rp5 juta.
Sementara angkutan yang kapal swasta bawa mencapai lebih dari Rp200 juta – jika yang dibawa adalah komoditi beras dengan ukuran satu kontainer mencapai 20 ton beras. Menurutnya, Rp5 juta hanya beberapa persen saja dari Rp200 juta.
Kondisi serupa, dia mengungkapkan, juga terjadi di Jayapura. Dia mengatakan, harga beras di Jayapura bahkan lebih murah Rp1.000 jika dibandingkan dengan DKI Jakarta.
Menurutnya, tidak besarnya disparitas harga juga berlaku untuk barang-barang non sembako. Dia mengatakan, harga semen di Jayapura hanya berbeda Rp5.000 dari harga semen di DKI Jakarta.
Besarnya perbedaan harga baru terjadi antara Jayawijaya dengan DKI Jakarta. Dia mengatakan, harga satu semen di Jayawijaya bisa mencapai Rp1 juta karena tidak ada jalan sehingga harus menggunakan pesawat.
“Bukan akibat angkutan lautnya. Tapi intermoda lanjutannya, baik itu darat dan udara yang tidak efektif dan efisien,” katanya. Dia menuturkan, pemerintah seharusnya membenahi intermoda lanjutannya.
Dia menambahkan, saat ini semua komoditas yang ada di Jayapura, yang diangkut menggunakan angkutan laut, perbedaannya tidak lebih dari 10% dengan Pulau Jawa.
sumber: http://industri.bisnis.com/read/20160616/98/558155/anggaran-subsidi-tol-laut-tak-efektif-dpr-buang-buang-duit