Bebek Kayu Tangan, banyak warga di Surabaya mengenalnya sebagai bebek enak. Spesialisasinya adalah bebek muda dengan racikan digoreng ataupun dibakar. Kitapun bisa memilih dada atau paha.
Yups, itu dulu. Nostalgia saya beberapa tahun, kurang lebih tiga tahun saya meninggalkan Surabaya. Ketika tempat makan di Jalan Bratang selalu penuh, apalagi di hari sabtu malam.
Beberapa hari lalu saya menuju kembali ke tempat itu, berusaha mengenang rasa Bebek Kayu Tangan. Saya paling suka bebek bakarnya. Perjalanan menuju ke Bebek Kayu Tangan masih saya ingat. Saya melewatinya dari arah Hotel Novotel. Ketika melintas, karena sedikit lupa letaknya saya berjalan perlahan sambil menengok ke kanan. uppsss ada sebuah rumah makan yang menghidangkan bebek cukup ramai, ternyata bukan itu. Itu bebek goreng 75.
Saya sedikit mengingat jika letak Bebek Kayu Tangan tidak jauh dari kantor BRI. Dan Akhirnya bertemulah dengan Bebek Kayu Tangan.
Ketika di sana, suasananya sudah tidak seramai dahulu. Hanya 4 meja terisi saja, kurang lebih 30% dari kapasitas meja yang ada.
Yups benar, hidangan bebek sudah tidak seperti dulu. Dulu tempat makan yang menghidangkan bebek sebagai menu hampir dibilang sangat jarang yang terkenal. Tapi sekarang sudah banyak tempat makan yang menghidangkan Bebek. Selain itu juga menurut saya layout ruangan Bebek Kayu Tangan tidak berubah sedikitpun. Masih menggunakan meja yang lama, dan cat tembok yang mulai memudar.
Buka cabang di tempat lain? Belum pernah dengar. Lokasi di Bratang agak sulit bagi yang tidak begitu mengenal daerah Surabaya.
Selain itu, harga juga menjadikan persaingan perbebekan sangat sengit.
Kalau rasa, menurut saya Bebek Kayu Tangan termasuk bebek yang enak.
Menurut saya inovasi yang harus dilakukan adalah melakukan re-layout ruangan, membuka cabang baru di lokasi lain yang lebih strategis dan melakukan kampanye di media sosial (Facebook, twitter, instagram). Sayang, Bebek Kayu Tangan sudah punya nama, tapi tidak dimaintenance.