Perjumpaan saya dengan seseorang selama hidup saya benar-benar diwarnai banyak hal yang dapat saya ambil hikmatnya untuk pembelajaran saya. Menarik dan sangat beruntung bisa bertemu dengan banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda.
Ini hanyalah sebagian dari kisah itu.
Suatu saat saya bertemu dengan seseorang, pada saat itu beliau pada saat itu menjabat sebagai salah satu manajer di perusahaan tersebut. Yang menarik dari pertemuan tersebut, beliau mau mendengarkan dengan sabar setiap paparan saya. Dan yang paling sangat membuat saya terkagum, beliau dengan sabar memberikan masukan kepada saya mengenai paparan saya, bahkan memberikan paparan yang sangat berharga bagi saya. Sangat jarang saya bertemu orang seperti ini, yang mau banyak mendengar dan berbagi pengetahuan dengan orang lain. Saat ini beliau menjadi orang nomer satu di salah satu perusahaan multinasional Indonesia tempat beliau berkarir hingga sekarang.
Perjumpaan saya yang lain adalah dengan seorang anak muda, yups saya bisa mengatakan anak muda karena secara usia mungkin berbeda hingga lima tahun di bawah saya. Anak muda ini memimpin sebuah perusahaan yang mempunyai cabang di banyak kota. Bahkan kita bisa melihat dengan mudah outlet miliknya jika kita masuk di bandara. Saat itu kami berdiskusi mengenai perkembangan logistik di Indonesia. ya, pada saat itu beliau sedang mengembangkan sebuah bisnis logistik, yang tentu berbeda dengan perusahaan yang dia miliki saat ini. Beliau dengan sabar mau mendengarkan setiap masukan, terutama tentang teknologi logistik.
Kedua kisah tersebut hanyalah sebagaian kisah yang pernah saya alami. Masih banyak kisah lainnya yang begitu berkesan dan memberi makna kepada saya mengenai hidup ini. Bahwa kehidupan harus dimaknai sebagai sesuatu proses, di mana kita menerima sekaligus memberikan sesuatu kepada penghuni alam. Dengan begitu kita bisa sadar, bahwa ternyata di dunia ini kita bukan apa-apa.
Ketenaran hanyalah sebuah alat untuk kita bisa lebih banyak mendengarkan orang lain dan juga lebih banyak berbagi dengan sesama kita.
