Pagi ini saya bersepeda mengarah ke daerah Wadung Asri Sidoarjo. Mulanya sih karena penasaran mengenai jalan rusak yang setiap pagi dikeluhkan oleh pendengar radio Suara Surabaya. Rencananya saya akan bersepeda hingga pasar Wadung Asri lalu berbelok ke jalan Brigjen Katamso dan menembus ke jalan raya Waru.
Ternyata sepanjang perjalanan, saya tidak mendapati jalan yang rusak. Mungkin di sisi lain jalan Wadung Asri yang tidak saya lewati yang rusak.
Namun di tengah perjalanan di jalan Kepuh Kiriman, saya tertarik dengan terpampangnya baliho dan spanduk para caleg peserta pemilu 2019 di sepanjang jalan pada sebuah tembok. Lokasinya berada di persis jalan masuk menuju Rungkut Industri.
Awalnya saya tertarik dengan melihat dari sisi sebelumnya. Ternyata di sisi satunya bahkan lebih banyak lagi. Tidak hanya baliho, spanduk tapi juga bendera.
Fenomena banyaknya baliho, spanduk yang dipasang oleh para caleg ini selalu rutin kita lihat pada saat menjelang Pemilu. Beberapa kita mengenali nama dan wajah para caleg ini, beberapa lagi tidak pernah kita ketahui namanya. Semisal saja beberapa caleg yang memasang baliho di perumahan saya (ada sih yang nekat pasang baliho gede di depan rumahnya). Mereka sama sekali tidak saya kenal, nama dan orangnya.
Memang sih daerah pemilihan seorang caleg itu tergantung dari partai tempatnya bernaung. Cuma sering jadi salah daerah pemilihan saja. Saya punya seorang teman yang dari kecil hidup di Surabaya, beraktifitas di Surabaya, eh diberi daerah pemilihan di kota lain.
Nah dari kejadian tersebut, maka baliho ini dijadikan salah satu media promosi para caleg yang lebih murah jika dihitung dari sisi uang, waktu dan tenaga. Sangat praktis memang, tinggal cetak dan pasang.
Dalam peraturan KPU sendiri sebenarnya sudah mengatur mengenai alat peraga kampanye, termasuk didalamnya baliho dan spanduk. Tapi ya namanya orang Indonesia ya, kreatifitasnya bisa dibilang tingkat dewa lah, hehehe.
Anyway, Pemilu sebentar lagi. Silahkan bijaklah dalam menghadapi pemilu ini
