Ini adalah cerita Mika, anak saya di hari pertama masuk sekolah pada masa pandemi Covid-19. Sesuai dengan petunjuk gugus tugas Penanggulangan pandemi Covid-19, bahwa untuk tahun ajaran baru 2020/2021 ini, beberapa daerah yang belum zona hijau masih belum diperkenankan untuk menyelenggarakan sekolah dengan tatap muka secara langsung. Karena kota tempat kami tinggal masih berzona merah, maka otomatis sekolah Mika juga masih menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara daring.
Persiapan Sekolah Sebelum Tahun Ajaran Baru Dimulai
Sebetulnya, penyelenggara sekolah sudah menyiapkan beberapa prosedur untuk menghadapi kenormalan baru dalam kegiatan belajar mengajar seperti mengurangi jumlah murid yang ada di dalam kelas, kemudian menyiapkan pembatas di setiap meja, menyiapkan banyak tempat cuci tangan dan banyak prosedur lainnya. Namun ternyata pemerintah melalui gugus tugas penanggulangan tetap menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah pada daerah zona merah tetap tidak diperbolehkan secara langsung.
Memulai Hari Pertama Belajar
Sebelum memulai hari pertama masuk sekolah, sebelumnya sudah ada beberapa pengumuman yang disampaikan kepada wali murid, terutama masalah jadwal dan berbagai kesiapan lainnya.
Pada hari-H, Mika sudah bangun pagi hari, menyiapkan seragam dan ternyata seragamnya, terutama celananya kekecilan. Sebetulnya seragam baru sudah dijahitkan, tapi belum jadi. Akhirnya dengan celana kekecilan, jam 08.00 Mika menghidupkan laptop untuk memulai absen bersama guru kelas dan teman-temannya. Aplikasi yang dipakai adalah Zoom. Pada pagi hari, guru akan mengabsen tiap anak, kemudian memberikan tugas yang harus dikerjakan pada hari tersebut.
Mungkin dalam hati setiap anak itu ingin sekali bisa bersekolah, bisa bertemu guru dan teman-temannya dan bisa belajar dan bermain bersama di sekolah.
Kunjungan Guru Pendamping
Setelah absen dengan guru kelas, tidak lama guru pendamping Mika datang di rumah. Fungsi guru pendamping ini untuk mendampingi dalam proses pembelajaran. Guru pendamping akan dijadwalkan datang dua kali dalam seminggu. Karena guru pendampingnya baru, Mika agak malu-malu menemuinya. Awalnya guru pendamping ditemui Mika di ruang tamu, ternyata dari sekolah mensyaratkan bahwa hanya boleh ada antara murid dan guru saja dalam satu ruangan. Akhirnya, guru pendampingnya di ajak ke ruang belajar Mika dan mereka belajar berdua selama kurang lebih 1,5 jam.
Guru pendamping datang dengan berbagai prosedur kesehatan. Misalnya memakai masker, faceshield serta membersihkan berbagai peralatan dengan disinfektan. Guru pendamping juga tidak boleh menerima makanan dan minuman. Nah ini rejeki saya, karena sebetulnya sudah disiapkan sebelumnya. Selain itu juga ada prosedur untuk murid tidak menerima tamu dari luar kota sebelum dikunjungi.
Sangat Membantu Proses Pembelajaran
Dengan metoda pembelajaran seperti ini, saya rasa sangat membantu siswa. Selain siswa bisa tetap aktif belajar, juga bisa tetap berinteraksi dengan guru dan teman melalui absen pagi dan siang, serta dengan guru pendamping yang datang ke rumah.
Itulah cerita Mika di hari pertama masuk sekolah pada masa pandemi Covid-19. Memang sangat berbeda dan sangat tidak kita harapkan jika kegiatan pembelajaran jadi seperti ini. Tetapi demi menghadapi pandemi Covid-19, saya rasa inilah yang terbaik untuk kita semua.