Akhir tahun 2014 menjadi istimewa bagi saya. Saya mendapatkan kesempatan untuk berpikir mengenai kehidupan, mengenai masa depan dan sebuah pergolakan batin. Dalam kacamata sempit berpikir mengenai keluarga, istri dan anak saya.
Dalam sudut pandang egoisme jiwa petualang, saya masih cukup muda untuk melakukan hal-hal yang menggoda untuk dijelajahi. Tapi hati dan pikiran sangatlah susah untuk membuat saya tergelitik, bergerak, menyeretkan langkah kaki dan berpacu berlari menuju alam-alam penuh fantasi dan mimpi-mimpi. Untuk ini saya menjadi terlalu tua.
Tibalah saatnya, ketika hati ini menjadi rapuh untuk dipapah. Waktu itu sudah semakin sempit untuk berpikir apa yang akan terjadi kelak. Dan keputusanpun sudah dibuat.
Saya akan memantapkan hari-hari ke depan kelak, menyalakan lentera menembus kegelapan, tetap fokus ke depan. Segala yang terjadi dan akan terjadi tidak perlu dikuatirkan.
Tetap berjalan membawa lentera untuk kehidupan.