Setelah sekian lama terunda untuk menuju Jolotundo, akhirnya minggu kemarin meluncur ke Jolotundo. Tempat ini adalah sebuah candi yang saya ketahui adalah tempat petilasan prabu Airlangga yang berupa pemandian dan pertapaan.
Kami berangkat….
Ditempuh kurang lebih satu setengah jam via Ngoro yang sudah masuk wilayah kabupaten Mojokerto. Gampang sih masuknya, tinggal mengarah ke Ngoro Industrial Park (NIP) terus ikutin deh jalannya. Selain dari Ngoro, kamu juga bisa lewat Trawas, cuma kalau saya kejauhan deh, mending lewat Ngoro aja. Oya, dulu sekali saya pernah ke Jolotundo, dan ke daerah itu saya beberapa kali ke sana, waktu kuliah lapangan Sosiologi dan waktu ada pelatihan-pelatihan di PPLH. PPLH ini secara kebetulan ada di jalan masuk menuju ke Jolotundo, jadi kayaknya kamu bakalan lebih mudah mencari arah PPLH deh daripada Jolotundo.
akhirnya sampai juga di Jolotundo. Tiketnya murah, cuma sepuluh ribu untuk orang dewasa dan tujuh ribu lima ratus untuk anak-anak di bawah sepuluh tahun.
lokasi parkir mobilnya agak semrawut, hehehe. Tapi banyak dan cukup untuk parkir.
Setelah membeli tiket, kita masuk ke pintu masuknya. Dulu sih gak kayak gini. Tempat tiketnya masih sama, tapi dulu gak ada gapura seperti ini.
Oya, jangan lupa untuk menyempatkan membaca filosofi ini, biar kamu ingat aja tentang bagaimana seharusnya dalam kehidupan dan bertingkah laku.
masuk ke candinya, kita disuguhi oleh sebuah peninggalan jaman dulu. Terus terang pada saat saya datang ke tempat ini saya gak mendapati mengenai informasi tempat ini. Kebetulan dulu pada saat saya datang pertama kali, saya datang di hari biasa dan bisa bercakap-cakap langsung dengan penjaga atau pengelola candi. Diceritakan bahwa candi ini adalah petilasan dari prabu Airlangga yang dulu menguasai tanah jawa. Petilasan ini diartikan bahwa prabu Airlangga pernah ada di tempat ini. Tempat ini merupakan tempat pemandian dan tempat semedi. Ada dua pancuran, kiri dan kanan. yang kiri untuk perempuan dan kanan untuk laki-laki. sedangkan yang tengah tampaknya ada alas untuk semedi. di atas lagi juga ada tempat semedi. konon katanya mata air di pancuran ini tidak pernah berkuran sedikitpun debit airnya meskipun kemarau dan dipercaya bisa membuat orang awet muda. Cerita-cerita mengenai Jolotundo ini banyak bertebaran di internet, kamu tinggal browsing aja supaya tahu lebih lanjut mengenai Jolotundo. Berikut adalah beberapa kisahnya.
- http://www.kompasiana.com/mawan.sidarta/jolotundo-kisahnya-dahsyat-airnya-berkhasiat_552ac6956ea834c84d552d0b
- http://akucintanusantaraku.blogspot.co.id/2014/01/petirtaan-jolotundo-dan-candi-belahan.html
- https://blog.djarumbeasiswaplus.org/2014ragilsatri/zam-zam-pertama-jolotundo-kedua-d.html
- http://nurulaneh.blogspot.co.id/2010/03/awet-muda-dengan-air-suci-jolotundo.html
- http://news.okezone.com/read/2009/08/18/1/248933/menggali-permata-petirtan-jolotundo-trawas
Dari cerita-cerita tersebut, saya baru tahu, ternyata yang membangun candi ini adalah Prabu Udayana yang merupakan ayahanda prabu Airlangga. Dibangun untuk memperingati kelahiran Airlangga. dari postingan itu juga saya jadi tahu mengenail tulisan yang ada di candi itu, yaitu arti tulisan di sisi kiri dan kanan, dan ada tulisan di dekat pancuran. Saya sih saranin, kalau kamu ke tempat bersejarah seperti ini, coba cari tahu informasinya. Jika tidak ada di tempat itu, coba cari aja di internet, yakin deh kamu bakalan nemukan referensi yang menarik mengenai tempat wisata bersejarah yang kamu kunjungi.
Selain itu di kolamnya juga ada banyak ikan yang membuat tertarik anak-anak untuk main di kolamnya, termasuk anak saya, hehehe. tetapi seingat saya pada saat saya datang dulu, ikannya bukan ikan emas, kalau gak salah sih ikan sepat. si Michael sempat teriak, katanya dia digigit sama ikan di kolam itu, hehehe.
di tempat ini banyak yang mengambil air yang konon katanya dipercaya bisa membuat awet muda. Kalau saya sih simple aja, saya yakin ini karena air di sini mengandung banyak mineral. Setelah saya baca-baca di internet, ternyata memang benar, kandungan mineral di tempat ini cukup tinggi. Bahkan ada yang menyandingkannya dengan air zam-zam. Ini sejalan dengan katanya mbak-mbak atau mas ya???? yang di warung tempat beli susu jahe.
dan resikonya wisata di musim hujan, ya kehujanan bro, hehehe. ini sedang berteduh ditengah hujan yang semakin lebat dan baju sudah pada basah.
Setelah berhujan-hujan akhirnya kita pulang. Karena istri saya penasaran ada tempat yang tertulis di desa Ngoro, namanya Rumah Es Krim. Akhirnya kita berhenti dan nyobain es krimnya. Rasanya lumayan, memang dari es krim pabrikan sih, tapi salut lho, di desa seperti ini ada yang bikin usaha kreatif seperti ini lho. Bener-bener think global act local.
Setelah berjalan beberapa lama, si Michael pun teler dan tertidur dipangkuan mamanya.
Wisata ke Jolotundo kali ini memang keren banget, meski hanya sebentar dan terkena hujan, tapi sangat bagus buat kamu untuk mengunjungi tempat ini.