Perkembangan Teknologi Informasi Supply Chain Management
Supply Chain Management dituntut dapat mengelola pergeseran barang secara optimal, efisien dan efektif. Metamorfosa dari langkah demi langkah perubahan barang mentah menjadi barang jadi dan pada akhirnya didistribusikan kepada konsumen akhir, menuntut kreatifitas dari para pelaku supply chain management. Dimensi ruang dan waktu adalah pengaruh terbesar yang selalu dijadikan panduan utama. Selain itu tuntutan improvisasi yang cepat membuat para pelaku Supply Chain Management memerlukan alat bantu yang dapat mempercepat proses analisa yang diperlukan.
Penggunaan Teknologi Informasi di dalam bagian Supply Chain Management tidak dapat dipungkiri menjadi hal yang mutlak diterapkan. Tidak heran, dengan proses dan transaksi data yang begitu besar, sudah tidak mungkin lagi jika proses pencatatan transaksi dan analisa dilakukan oleh manusia. Percepatan dan kecepatan yang sangat diharapkan akan mengiringi Perkembangan Teknologi Informasi Supply Chain Management.
Perkembangan Teknologi Informasi Supply Chain Management, dilakukan dengan dua proses, yang pertama adalah dengan proses Pull Technology, di mana perkembangan teknologi informasi diadopsi dari proses yang berjalan di lapangan. Misalnya teknologi tracking transportasi untuk proses distribusi dan pergerakan barang. Pada beberapa dekade terakhir, tracking banyak diterapkan dengan melakukan penerapan teknologi GPS yang memberikan informasi terakhir atau titik terakhir dari transportasi yang melakukan pergeseran barang. Kejadian tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi pada kenyataannya, proses pergerakan barang tidak hanya dilakukan dengan single moda transport saja, tetapi juga memakai multi moda transport. semisal dari warehouse diambil oleh truck selanjutnya diseberangkan lewat laut dengan kapal laut, di seberang akan diteruskan oleh truck lain untuk menuju warehouse destination. Hal ini menjadi acuan perkembangan teknologi tracking yang mengadopsi multi moda transport.
Selain proses Pull Technology, perkembangan teknologi informasi juga dilakukan dengan metode Push Technology, artinya Teknologi Informasi terkini melalui proses kreatifitas menghasilkan temuan baru, ataupun inovasi dari yang sudah ada. Meskipun penerimaan dunia supply chain management terhadap Teknologi Informasi baru lebih rigid, karena pertimbangan ketakutan perubahan yang revolusioner terhadap existing process yang ada sehingga mengganggu jalannya proses supply chain yang sudah dibuat, meskipun ada juga perusahaan yang mau menjadi yang pertama untuk menerapkan teknologi informasi baru. Misalnya saja perkembangan aplikasi berbasis perangkat bergerak (mobile phone) sudah banyak temuan dan inovasi baru, tetapi banyak vendor besar yang sudah existing mendukung perusahaan Supply Chain dengan ERP nya, masih enggan melakukan investasi untuk merubah porting input devicenya dengan mobile phone. di sisi lain, pelaku Supply Chain Management juga masih mempertanyakan kemampuan dari aplikasi baru tersebut.
di dalam dunia teknologi informasi ada satu mantra yang tidak pernah terbantahkan yaitu Nothing is Imposible. Semua menjadi mungkin dengan teknologi informasi. dan Perkembangan Teknologi Informasi Supply Chain Management menjadi semakin cepat.