disadur dari semarak.co
JAKARTA-PT Djakarta Lloyd mencatatkan kinerja terus membaik. Kalau pada 2014, laba hanya Rp 12 miliar, tahun 2015 keuntungan mereka naik menjadi Rp 18 miliar (unaudited). Tahun ini, mereka menargetkan laba sekitar Rp 65 miliar. Pemerintah lewat Kementerian BUMN masih menjadi pemegang saham terbesar yakni 78 persen dan sisanya kreditur swasta. Perusahaan pelayaran khusus kargo pelat merah itu berhasil bangkit dari keterpurukan dengan melakukan financial engineering yakni gabungan strategi haircut dan debt to equity swap. Diawali, dengan upaya penundaan kewajiban pembayaran utang.
Direktur Utama DL Arham S. Torik mengatakan, perseroan ingin menjadi perusahaan pelayaran dan jasa logistik kelas dunia yang handal dan terpercaya membangun ekonomi nasional. Caranya, perusahaan akan fokus pada restrukturisasi finansial, investasi dan finansial, serta sinergi antarBUMN. Untuk mewujudkan itu, kata dia, Djakarta Lloyd butuh tujuh kapal. Pada 2017, DL mulai melakukan ekspansi jaringan, memberi pelayanan yang prima, dan restrukturisasi finansial. Sedangkan memasuki 2018, Djakarta Lloyd ingin melakukan aliansi global dengan perusahaan-perusahaan internasional. Caranya dengan membuka rute kontainer internasional dan restrukturisasi keuangan. Pada tahun itu, Arham mengaku butuh lima belas kapal untuk mengembangkan bisnis.
“Nah, pada 2019, saya berharap Djakarta Lloyd masuk menjadi perusahaan kelas global. Pada fase ini, perusahaan akan membutuhkan 18 kapal. Diharapkan pada 2020 nanti, Djakarta Lloyd akan go public atau melakukan IPO (initial public offering,red) dengan 20 kapal. Kalau kami diberi kesempatan untuk membeli kapal sebanyak mungkin, lima tahun pertama kami jadi operator, 2027 sudah jadi player asset. Dengan menjadi operator, kapal kami belum dimiliki sepenuhnya alias masih diangsur. Sementara jika sudah menjadi player assist, kami telah memiliki sendiri kapalnya,” ujar Arham saat ditemui di kantornya, kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (17/5).
Pada 2012, lanjut Arham, DL melakukan sinergi antarBUMN dengan melakukan kontrak kerja panjang bersama PT PLN dan PT Antam. Fungsinya sebagai transporter batu bara dan nikel ore. “Secara internal, kami berbenah dalam efisiensi dan optimalisasi cabang-cabang dan pengembangan keagenan kapal asing, juga pendayagunaan aset. Pada 2013, kami melakukan transformasi bisnis. Jika dulunya memiliki 800 karyawan, sekarang tidak lebih 50 karyawan. Yang permanen baru 9 orang, lainnya kontrak. Ini pun hasil merekrut fresh graduate atau para lulusan terbaru,” pungkansya. (lin)
sumber: http://www.semarak.co/2016/05/pt-dl-ingin-jadi-perusahaan-pelayaran-dan-jasa-logistik-global.html