Bisnis logistik, di satu sisi mempunyai perkembangan yang cukup signifikan, tetapi juga ada juga tantangan bisnis logistik di Indonesia.
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memprediksi pada 2014 industri logistik di Indonesia diperkirakan akan mencapai nilai US$ 170 miliar atau Rp 1.951 triliun. Dengan angka tersebut, maka diperkirakan bahwa bisnis logistik memiliki pertumbuhan sangat cepat, dikisaran 15%-20% per tahunnya, khususnya di kawasan luar pulau Jawa atau di luar Jakarta.
Asumsi tersebut memberikan keyakinan bahwa bisnis logistik adalah bisnis yang sangat menjanjikan.
di sisi lain, dengan peluang bisnis yang sangat menjanjikan ini, memulai bisnis logistik juga mendapatkan tantangan yang tidak mudah dalam menjalankan.
Ada tiga hal yang menurut saya menjadi tantangan dalam menjalankan bisnis logistik:
yang pertama adalah human capital, di mana sumber daya manusia yang berkompeten sangat sulit didapatkan di Indonesia. Selain itu juga belum ada standarisasi yang baku untuk pekerja logistik. Namun demikian sudah ada usaha dari Asosiasi Logistik Indonesia misalnya, yang membuat sebuah sertifikasi untuk profesi pekerja di bidang logistik.
yang kedua adalah tidak efisiennya dalam menjalankan bisnis logistik. Misalnya adalah memaksakan penggunaan truk yang melebihi kapasitas akan berakibat pada usia kendaraan yang tidak optimal.
yang ketiga adalah kurangnya apresiasi terhadap penggunaan Teknologi Informasi. Penggunaan teknologi informasi semestinya menjadi nilai lebih dari bisnis logistik, karena akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Ketiga hal tersebut menjadi tantangan bagi pelaku bisnis logistik. Padahal dengan mengelola dan mengoptimalkan ketiga hal tersebut, maka apa yang dikatakan biaya logistik yang tinggi dapat ditekan sehingga menjadikan bisnis logistik yang dijalankan lebih competitive.
