Site icon arthanugraha.com

Tren Sepeda Di Indonesia

Tren Sepeda

Saya mau membagikan cerita tentang bagaimana sudut pandang saya melihat tren sepeda di Indonesia. Tentu penilaian ini sangat subyektif sekali berdasarkan apa yang saya lihat dan saya alami. Yuk mari kita bahas bareng-bareng

Memiliki Sepeda Pertama

Tidak pas rasanya jika saya menyampaikan mengenai sudut pandang tren sepeda di Indonesia tanpa menceritakan sepeda pertama saya.

Pertama kali saya mempunyai sepeda yaitu ketika saya berusia sekitar 5 tahun. Waktu itu saya sudah bersekolah di TK. Seperti anak pada umumnya, belajar sepeda dengan menggunakan tambahan 2 roda yang ditaruh di bagian belakang sepeda. Kemudian ketika saya SD kelas satu, saya sudah melepas kedua roda belakang tersebut. Sepeda tersebut seingat saya berupa mini BMX dengan ukuran roda sekitar 20 inchi.

Saya Suka Sekali Bersepeda

Dengan sepeda kecil itu, saya cukup lumayan bisa mengkayuh jauh hingga batas luar kota. Waktu itu saya tinggal di Pare-pare. Kurang lebih bisa saya tempuh sekitar 7 kilometer dari rumah.

Selanjutnya, ketika papa saya pindah ke Bandung, saya tidak memiliki lagi sepeda. Sepeda selanjutnya saya dapatkan ketika pindah di Jember. Waktu itu, saya dibelikan sepeda BMX, mereknya Golden Eagle. Kemudian di kelas 6, saya dibelikan sepeda gunung bermerek Mustang. Pada saat SMP, saya membeli sepeda, kali ini berupa rakitan sendiri dan tanpa merek frame. Itulah terakhir saya memiliki sepeda.

Beberapa puluh tahun kemudian, saya akhirnya berkesempatan memiliki sepeda lagi. Sepeda tersebut benar-benar saya pakai harian untuk ke kantor. Istilahnya Bike-To-Work. Pada saat itu saya bekerja di Tangerang, dan komunitas Bike-To-Work cukup banyak. Kurang lebih 7 kilometer saya mengayuh sepeda ke kantor setiap harinya.

Saat ini, saya memiliki satu sepeda berjenis mountain bike yang saya gunakan hanya di akhir pekan atau hari libur saja. Saya memiliki jenis mountain bike, karena sepeda ini bisa mellibas semua medan jalan yang ada.

Tren Sepeda Yang Selalu Berubah

Semenjak kecil, saya sudah mengamati bahwa tren sepeda selalu berubah. Misalnya pada saat saya kecil dahulu, setiap anak dipastikan merengek untuk meminta sepeda. Jenis sepedanya pun sudah ditentukan, sesuai dengan pada saat itu. Seperti saya misalnya, pernah memiliki sepeda BMX, sepeda gunung. Dan pilihan jenis sepeda tersebut tergantung dari referensi yang diperoleh pada saat itu.

Tren Sepeda Kekinian

Saat tulisan ini saya buat, tren jenis sepeda yang banyak digandrungi oleh orang adalah sepeda lipat. Bahkan sampai sepeda lipat berharga puluhan juta pun diburu. Namun pada tahun sebelumnya, sebetulnya ada tren sepeda downhill dan road bike. Tapi tren sepeda lipat sudah terlihat di akhir tahun lalu. Mungkin saja karena selain bentuknya yang unik, sepeda lipat ini tergolong praktis karena hanya memerlukan tempat yang kecil. Serta cocok sekali jika dipergunakan di jalan-jalan perkotaan.

Apapun jenis sepedanya sebetulnya tidak terlalu masalah, asal saja menggunakannya sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, kita tidak bisa menggunakan sepeda jenis road bike ke jalur yang hanya ada jalan setapak saja. Ataupun misalnya menggunakan sepeda lipat untuk perjalanan jarak jauh.

Namun sekali lagi, tren sepeda ini akan selalu berganti. Tetapi aktifitas bersepeda tidak akan pernah surut. Seperti halnya dengan saya, saya merasa aktifitas bersepeda merupakan aktifitas yang fun. Dan masih banyak lagi yang mempunyai pemikiran seperti saya. Maka tidak heran, dari dulu hingga sekarang, kita masih banyak menemui orang-orang yang beraktifitas bersepeda di akhir pekan.

Exit mobile version