disadur dari okezone.com
JAKARTA – SKK Migas menilai pusat logistik berikat (PLB) tidak akan berjalan baik jikalau pengembangan atau eksplorasi minyak dan gas (migas) tidak pernah didukung.
Kepala Divisi Survei Pengeboran SKK Migas Ngatijan mengatakan, produksi minyak hingga saat ini telah mencapai 831,7 ribu barel atau lebih tinggi dari yang ditargetkan pada APBN yang sebesar 830 ribu barel.
Ngatijan menyebutkan, PLB masih didominasi oleh daerah Pulau Jawa, yakni dari Pantura, Merak hingga Subang, lalu ada pula di Benoa dan Balikpapan.
“Tantangan yang kita hadapi kita tahu dengan harga minyak rendah dan eksplorasi tidak mudah dan cenderung laut dalam. Dan berdasarkan WPNB eksplorasi di timur belum banyak. Jadi stigma bahwa go to east belum terkenal dengan baik,” kata Ngatijan di Jakarta, Rabu (18/5/2016).
[Baca juga: Produksi Minyak Indonesia Terpengaruh Ekonomi Global]
Guna mendukung kawasan PLB, tahun ini eksplorasi ada sekitar 109 baik yang konvensional maupun yang non konvensional, yang tercapai berdasarkan pengalaman sekitar 30 persen.
“Alasannya kekuatan finansial dari KKKS eksplorasi tidak kiat dan dengan alasan cari partner. Lalu kendala perizinan, hutan lindung, isu sosial,” tambahnya.
Menurut Ngatijan, PLB merupakan salah satu jawaban untuk meraih efisiensi seluruh kegiatan di sektor minyak dan gas. Pasalnya, PLB akan memudahkan para pelaku usaha.
Ngatijan mengungkapkan, SKK Migas tengah berkoordinasi dengan para KKKS mengenai PLB. “Dan PLB yang dekat galangan akan survive. Solusi tepat PLB ini untuk meningkatkan efisiensi hulu migas,” tandasnya.
sumber: http://economy.okezone.com/read/2016/05/18/320/1391468/pusat-logistik-berikat-akan-tingkatkan-efisiensi-hulu-migas