Hari ini, sepupu saya mas Kris bertunangan dengan pacarnya.
Acara di adakan di rumah Moren di daerah Sunter.
mas Kris ini adalah sepupu saya, anak dari Budhe Ndoko yang tinggal di Jakarta
sebelumnya kami berkumpul di rumah Slipi.
Kebetulan saya tinggal di Tangerang dan budhe dan sepupu saya tinggal di Graha Raya Tangerang.
rumah Slipi adalah rumah Budhe saya sebelum suaminya meninggal.
Pagi hari, sempat terburu-buru, karena saya bangun pukul 8 pagi, sedangkan kami berjanji untuk berkumpul di Slipi jam 9.
Akhirnya sampai juga di Slipi.
Kamipun segera berangkat beriringan dengan dua mobil, saya bersama istri,anak dan kakak saya sedangkan di mobil yang lain, mas Happy beserta budhe, istri, anak dan mas Kris.
Sampai di Sunter, kami sudah disambut hangat oleh keluarga Moren.
acarapun berlangsung dengan baik, termasuk seremoni pasang cincin juga ada kebaktian yang dipimpin oleh kakak saya.
dikesempatan itu juga, mas Kris menyampaikan tentang rencana pernikahan yang akan diadakan pada bulan juni tahun depan.
Yang menarik, keluarga dari Moren adalah keluarga yang pernikahan campurnya cukup unik. Mamanya berasal dari keluarga bali, keturunan China, Nepal.
sedangkan keluarganya yang lain ada yang menikah dengan orang Perancis. Menarik sekali.
Skripsi saya sebetulnya tentang pernikahan antar etnis. Dulu dosen saya sempat apriori tentang temuan ini.
Tetapi jujur saja, di jawa timur, masyarakat Jawa timur, masih melihat bahwa etnis China adalah etnis yang elit.
Sepertinya etnis Cina di sana juga berpikir demikian.
padahal, kalau kita melihat di tempat-tempat lain, akulturalisme itu sedemikian nyata, sampai sebetulnya orang itu sudah tidak perduli dari suku mana mereka berasal.
Kalau bisa dibilang, kita sudah tidak punya budaya suku, yang ada hanyalah budaya Indonesia.
