Akhirnya bisa menuliskan kisah ini di blogku, sebuah perjumpaan dan interaksi dengan pak Wijanarko.
Sebenarnya sedih juga jika harus menuliskan tentang seseorang di saat orang itu sudah tidak lagi ada. Namun biarlah tulisan ini sebagai pengingat.
Perkenalan Dengan pak Wi
pak Wi, demikian saya menyebutnya. Nama lengkapnya Wijanarko Kertowijoyo. Dia selalu mengenalkan dirinya sebagai Wijoyo. Pertama kali bertemu pada saat kami bersama-sama interview di sebuah kantor yang saya tidak tahu namanya pada saat melamar. Saya mendaftarkan diri saya dari iklan baris lowongan kerja. Ketika ada panggilan, saya baru tahu jika namanya adalah PT Tiga Pilar Logistik.
Kantornya berada di sebuah ruko di komplek pertokoan Rungkut Surabaya. Sekarang saya sudah lupa dimana lokasinya. Ketika itu saya mencari-cari alamat kantornya. Sialnya tidak ada papan nama di depan kantornya dan orang sekitarnya juga tidak tahu. Setelah melihat ada beberapa orang berdiri di sebuah ruko, dan saya coba bertanya apakah benar ini alamat interview itu, dan ternyata benar.
Pada saat itu, saya hanya mengenal wajah pak Wi, tetapi belum mengenal namanya. Selanjutnya ternyata saya mendapat panggilan lagi dan dinyatakan diterima dan dijelaskan tentang apa saja proses selanjutnya.
Ternyata saya bekerja di sebuah gudang yang beruntungnya dekat banget dengan rumah saya. Gudang itu ya kantor saya sekarang ini. Pada saat itu kondisinya masih kosong. Ternyata gudang ini juga baru ditempati dan sedang dalam proses pindahan barang dari gudang yang lama.
Saya dan pak Wi pada saat itu sebagai bagian dari 12 orang yang akan mengelola project baru.
Bekerja dengan pak Wi
Pada saat memulai di gudang tersebut, kami dibagi-bagi menjadi beberapa posisi. Saya pada saat itu kebagian memegang inventory control, sedangkan pak Wi bertugas sebagai warehouse manager. Hingga suatu saat saya ditunjuk menjadi Warehouse Manager dan pak Wi menjadi Branch Manager.
Yang saya ingat pada saat itu, saya mendapatkan file excell yang berisikan daftar dokumen keluar masuk barang beserta statusnya. Dari file ini saya mengembangkan beberapa laporannya. File ini sangat membantu kerja saya untuk memberikan laporan kepada customer. Saya setiap harinya bisa memberikan laporan sebelum jam sembilan.
Yang saya ingat dari pak Wi pada saat itu adalah kesukaannya minum kopi satu botol termos, wahhhh. Selain itu juga kebiasaan minum obat batuk yang langsung diminum satu botol tanpa takaran.
Operasi Klep Jantung
Pada tahun 2017, pak Wi mengalami masalah pada jantungnya. Setiap jalan kaki, nafasnya selalu tersengal-sengal. Setelah diperiksa, ternyata ada masalah pada jantungnya sehingga harus dilakukan operasi penggantian klep jantung. Operasi dilakukan di Penang, Malaysia dan berhasil. Setelah itu pak Wi menjalani perawatan rutin baik check up berkala dan meminum obat secara rutin.
Serangan Jantung
Pada sore hari tanggal 15 Januari 2020, melalui chat di grup telegram dikabarkan jika pak Wi meninggal karena serangan jantung di Tangerang. Awalnya saya gak percaya, karena pak Wi selalu melakukan pemeriksaan rutin dan meminum obat. Namun setelah saya konfirmasi ternyata benar adanya.
Selamat jalan pak Wi
Keesokan harinya, jenasah pak Wi diberangkatkan ke Surabaya dengan pesawat, saya ikut menjemputnya di terminal kargo Juanda. Rasanya tidak percaya bahwa secepat itu pak Wi meninggal. Tetapi inilah takdir Tuhan yang menentukan. Beliau meninggalkan seorang istri dan seorang putri.
Pada tanggal 24 Januari 2020, saya mengantarkan pak Wi ke tempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman Sentong, Lawang.
pak Wi memang sudah tiada. Dan memang rasanya sangat kehilangan, karena saya sering curhat dengan beliau tentang berbagai hal. Tetapi sekali lagi, hidup harus terus berjalan. Kita yang masih ada ini harus memastikan untuk memaknai hidup dengan karya selama kita masih bernafas. Dan tidak lupa selalu mengingat hal-hal yang terbaik dari seseorang yang mendahului kita.
Selamat jalan pak Wi.
Jujur saya bangga bertemu dengan almarhum walau hanya sebentar, malah almarhum sempat ngajak ketemuan hanya saja karena kesibukan kerja hingga belum bisa kesampaian. Dan saya kagetnya mendengar beliau meninggal, Terima kasih Pak Wi, sudah boleh kenal dan menjadi teman walau hanya sesaat.