kisahku tentang Covid 19. Pandemi berupa penyebaran virus Corona yang menyebar di seluruh dunia. Ini sejarah buat aku yang harus aku catatkan di blog ini.
Ini Kisah Awalnya
Beberapa bulan lalu, tepatnya pada bulan Januari 2020, saya sekeluarga melancong ke Malaysia, tepatnya saya pergi ke sekitar Melaka dan Kuala Lumpur. Tujuannya hanya untuk jalan-jalan dan berwisata saja. Pada saat itu tepat seminggu sebelum hari raya imlek. Suasana di Malaysia pada saat itu sudah mulai semarak untuk menyambut hari raya Imlek yang sebentar lagi tiba. Kondisi pelancong juga seperti biasa, ramai dengan wisatawan dari berbagai negara. di Melaka-pun juga demikian, penuh dengan pelancong dari berbagai negara, begitu juga di kawasan Bukit Bintang yang berada di Kuala Lumpur.
Sepulang dari Malaysia, saya mendapatkan informasi mengenai kota Wuhan yang dikabarkan dengan adanya persebaran virus Corona di sana. Dikabarkan bahwa virus tersebut yang awalnya hanya menularkan dari binatang ke binatang, ternyata saat itu telah ditemukan bahwa virus Corona tersebut bisa menular dari manusia ke manusia. Persebarannyapun ternyata cukup masif, hingga kota Wuhan di lockdown. Yang saya ketahui pada saat itu, isunya adalah karena orang-orang di China yang gemar menyantap hidangan dari kelelawar yang diketahui bahwa virus ini memang tersebar di binatang mamalia terbang ini.
Ketika kota ini di lockdown, beberapa negara-pun segera menarik atau menyuruh warga negaranya untuk keluar dari sana. Indonesia pada saat itu masih hanya menghimbau untuk warganya pulang secara sukarela. Namun lambat laun penerbangan dari kota tersebut ditutup, sehingga banyak warga negara Indonesia yang ikut terkunci di sana. Diketahui ternyata ada beberapa mahasiswa yang belajar di kota tersebut. Akhirnya pemerintah Indonesia menjemput warga negara Indonesia yang di Wuhan untuk pulang. Namun sebelumnya mereka di karantina terlebih dahulu di pulau Natuna, yang disulap menjadi pusat karantina Virus Corona. Pada saat itu belum ada nama yang untuk virus Corona yang baru ini. Akhirnya semua warga negara Indonesia dari Wuhan yang dikarantina di pulau Natuna melewati masa 14 hari dan dinyatakan bebas dari infeksi Corona. Gelombang berikutnya adalah ABK dari kapal pesiar yang di dalamnya ada beberapa orang yang terinfeksi virus ini. Mereka diisolasi di pulau Galang.
Pemerintah Indonesia sampai saat itu belum mengumumkan adanya kasus Corona di Indonesia. Sampai Februari masih belum ada cerita apa-apa tentang Corona di Indonesia.
Namun semuanya berubah
Akhirnya Indonesia mengumumkan kasus pertama dari Covid 19 (nama baru yang disematkan untuk virus corona ini). Covid 19 (Corona Virus Diseases 2019), dinamakan demikian. Kemudian dengan pengumuman pertama ini, maka seakan menjadi bola es, kemudian menjadi semakin banyak korban yang terinfeksi.
Hingga akhirnya sekolahpun diliburkan. Pada saat saya menulis ini, sekolah anak saya sudah diliburkan semenjak tanggal 17 Maret 2020 hingga 14 hari ke depan. Dan konon akan diperpanjang lagi.
ke Bali dengan Nekat
Pada pertengahan maret 2020 lalu saya berangkat ke Bali bersama keluarga. Saya mengunjungi Ubud, melihat tari kecak di Uluwatu dan ke Garuda Wisnu Kencana. Masih banyak turis mancanegara yang datang. Di tengah merebaknya Covid 19, hampir semua turis mancanegara tidak menggunakan masker, hanya turis domestik saja yang menggunakan masker. Saya juga tidak menggunakan. Ketika berangkat ke Bali, pesawat penuh, namun sebenarnya bukan dari wisatawan, hanya dari anak kuliah yang sepertinya pulang dari studi eskursi.
Ketika di Ubud juga penuh dengan turis, dan belum nampak himbauan mengenai Covid 19. Apalagi minggu depan adalah masa perayaan Nyepi yang pastinya Bali akan dilockdown. Saya sudah mendengar ada desas-desus seorang turis mancanegara yang meninggal karena Covid 19 di atas sepeda motor. Namun hal itu banyak dibantah, dikatakan jika turis tersebut meninggal karena banyak minum. Belakangan ternyata terbukti bahwa turis tersebut memang mengidap Covid 19.
Semakin Masif
Perkembangan virus ini semakin masif, tidak hanya di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Bahkan ada rumor bahwa angka yang sekarang ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia sebetulnya lebih besar dari itu, dikarenakan karena kemampuan negara kita untuk mendeteksi penderita Covid 19. Google sendiri sampai membuat situs khusus tentang Covid 19 ini.
Di Tempat Kerja
Sekarang kondisi pasien yang terinfeksi semakin banyak dan semakin masif di berbagai daerah. Ada himbauan dari pemerintah yang disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi untuk bekerja dari rumah. Akhirnya di tempat saya bekerja juga memutuskan untuk memberlakukan shifting agar tidak terlalu banyak orang di kantor. Shifting ini dipilih kantor tempat saya bekerja sangat tidak memungkinkan jika diliburkan. Kondisi pekerjaan tidak memungkinkan karena saya bekerja di bidang logistik, trucking dan warehouse. Maka kami hanya bisa mengurangi jumlah karyawan yang masuk dengan membagi berdasarkan shifting harian. Sementara di Tangerang, ada beberapa karyawan yang tinggal di Jakarta terkena pembatasan hingga tidak disarankan untuk keluar rumah. Oleh sebab itu juga diberlakukan hal yang sama.
Selama beberapa hari ini saya memang hanya keluar rumah seperlunya, terutama untuk membeli makan. Besok hari senin saya juga belum memutuskan untuk masuk kerja. Saya coba membagi hari kerja juga. Memang menjadi agak kagok berada di rumah. Meski beberapa hari terakhir ini lumayan melakukan kegiatan yang aktif seperti mengecat kamar, mengecat meja, membersihkan dapur, membersihkan kamar mandi dan jalan di sekitar perumahan pada sore hari. Entah jika harus bekerja di rumah 100% benar-benar kagok banget. Oleh sebab itu saya lebih setuju jika shifting ini berjalan.
Beruntung juga saya jadi lebih banyak belajar. Misalnya untuk persiapan sertifikasi CLTD yang akan saya ambil. Saya jadi punya banyak waktu untuk belajar, selain tentunya juga mengerjakan pekerjaan kantor dari rumah.
Sekali lagi, saya percaya bahwa ini semua ada hikmahnya
Apapun yang terjadi dan yang aku tuliskan pada jalinan kisahku tentang Covid 19, harus tetap berpikir positif. Oleh sebab itu, saya percaya ini semua ada hikmahnya. Sebagai contohnya ada yang bilang alam menjadi lebih bersih ketika terjadi pandemi Covid 19 ini. Karena banyaknya orang yang berada di rumah, tidak banyak lagi kendaraan yang berseliweran di jalan raya, sehingga polusipun menjadi berkurang.
Selain itu kita menjadi terbiasa untuk hidup sehat. Kita menjadi lebih sering mencuci tangan, mandi dengan bersih, mengkonsumsi makanan sehat dan vitamin. Hal ini mungkin tidak pernah kita lakukan sebelum adanya pandemi ini.
Pandemi Covid 19 juga membuat kita menjadi lebih peduli dengan sesama. Kita jadi tahu bagaimana perjuangan para petugas medis, kita juga menjadi lebih aware dengan sesama, terutama dengan meraka yang mendapatkan kesulitan karena mengandalkan penghasilan dari berbagai pekerjaan yang tiba-tiba hilang ketika ada pandemi ini.
Banyak hal juga berubah, misalnya tentang pembelajaran online, tentang bekerja dari rumah dan masih banyak lagi cerita lainnya
Namun di saat ini, banyak juga sisi menyedihkan. Misalnya pusat perbelanjaan yang sepi, banyak tempat makan yang menutup tempatnya, tempat ibadah yang tidak menyelenggarakan peribadahan. Mc D di perumahanku yang hanya menerima drive thru, sedikit lebih beruntung daripada tempat makan lain di perumahanku yang harus tutup total. Tidak terbayangkan bagaimana para karyawan dan pemilik usahanya.
Kisahku tentang Covid 19 ini hanya awal dari tulisan lainnya. Hingga tulisan ini saya publikasikan, kondisi negara Indonesia masih berjuang untuk menghadapi persebaran virus Covid 19 ini. Bahkan di kota Sidoarjo tempat tinggal saya sudah melakukan uji coba untuk membatasi keramaian dengan menutup jalan pada waktu dan jam tertentu. Semoga pandemi ini cepat berakhir dan kita bisa belajar banyak hal.