Judul diatas adalah ungkapan nyata dari peserta mata kuliah Pengantar Sosiologi di ruang kelas FISIP UNAIR. Saya juga berada di antara mereka. Waktu itu, kami adalah mahasiswa baru di kapus FISIP UNAIR, dan mata kuliah Pengantar Sosiologi merupakan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), artinya wajib diikuti oleh semua program studi di FISIP UNAIR.
Sang pengajar mata kuliah ini, Bapak Musta’in, Dosen sosiologi UNAIR dengan santainya menanggapi agar mahasiswa baru harus terbiasa untuk mendengar istilah-istilah yang berhubungan dengan studi yang mereka tempuh.
Kejadian kedua adalah pada saat pertemuan mahasiswa sosiologi se-Indonesia yang digagas kawan-kawan Sosiologi UNS Solo. Protes yang sama diajukan oleh kawan-kawan Sosiologi UNEJ yang pada saat itu masih semester dua . maklum, pada saat itu program studi Sosiologi UNEJ baru berdiri.
Saya jadi teringat pada saat ngobrol santai dengan Bapak Daniel Sparringa, PHD. Beliau mengeluhkan mahasiswa sosiologi UNAIR pada saat itu yang tidak mencerminkan dirinya sebagai mahasiswa sosiologi, terutama konten opini atau pendapat yang disampaikan di forum diskusi dan seminar.
Sebenarnya, pemilihan istilah tidaklah harus secara ansich digunakan secara menggebu-gebu dengan tidak memperdulikan siapa audiens kita. Sebaiknya lihat dulu siapa audiensnya. Jika audiens berasal dari lingkungan yang sama maka janganlah sungkan menggunakan istilah yang mereka pastinya juga bisa pahami. Misalnya kalo ketemu dengan orang-orang IT, jangan sungkan berbicara masalah jargon di IT secara teknis.