Kita ketahui bersama bahwa pada saat ini di Indonesia sedang mengalami era kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau yang dikenal dengan singkatan TIK. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang berbasis digital di Indonesia yang semakin pesat. Kita banyak melihat melalui berita televisi dan media online, bahwa pertumbuhan ekosistem digital yang dibarengi juga dengan semakin bervariasinya produk-produk berbasis digital semakin masif di Indonesia. Misalnya saja industri e-commerce, finance technology, perusahaan yang memproduksi perangkat lunak dan jangan dilupakan juga perusahaan-perusahaan berbasis telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia, XL Axiata, Indosat Odoo dan HCPT. Perusahaan-perusahaan berbasis digital inilah yang telah secara nyata memberikan gambaran kepada kita semua mengenai bisnis nyata TIK. Sumbangsih pendapatan yang dihasilkan dari sektor bisnis TIK juga menghasilkan angka yang signifikan.
Namun ternyata dengan hiruk piruk perkembangan TIK di Indonesia, kita hanya mendapatkan angka 3.4% untuk sumbangsih dari sektor bisnis TIK. Angka tersebut menjadi tampak tidak ekivalen dengan perkembangan sektor TIK. Namun itulah kenyataan dari data yang kita peroleh.
Meski demikian, kita tetap patut untuk optimis dengan sektor TIK. Bahwa sektor bisnis TIK menunjukkan di tahun 2016 mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga 10%. Artinya dengan angka prosentase tersebut, sektor TIK masih sangat pantas untuk menjadi andalan bagi Indonesia.
Tidak sinkronnya antara sumbangsih TIK kepada PDB dengan pertumbuhan sektor TIK ini disebabkan karena sektor lain masih memberikan sumbangsih dengan angka prosentase yang lebih tinggi. Kementerian Perdagangan dan Industri mencatat bahwa sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar kepada PDB yaitu sekitar 20% yang disusul dengan sektor pertanian, peternakan dan perikanan dengan prosentase sumbangsih kepada PDB sekitar 14%.
Namun demikian sektor TIK masih menjanjikan bagi Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia melalui kebijakan yang dikeluarkan, baik melalui regulasi maupun melalui percepatan yang dikeluarkan melalui paket kebijakan jelas memberikan dukungan yang sangat besar terhadap perkembangan TIK khususnya mengenai e-commerce. Hal ini dapat dianalisa dengan melihat bahwa negara Indonesia dipandang sebagai negara memiliki potensi besar, baik sebagai konsumen maupun dari sisi produsen. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, dibarengi dengan penetrasi internet yang masif serta kemudahaan akses internet dengan ditandai tingginya pemakaian mobile phone maka potensi Indonesia dipercaya sangat besar. Dengan melihat keadaan perkembangan TIK saat ini serta dengan dukungan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia dan mempertimbangkan besarnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia, maka diyakini bahwa di tahun 2017 sektor TIK akan mampu tumbuh di angka 12% hingga 15%.
Dengan pertumbuhan optimis di tahun 2017, maka diharapkan sumbangsih TIK terhadap PDB juga bisa naik. Apalagi di tengah ketidakpastian sektor manufaktur terhadap kebijakan ekonomi global dari Amerika pasca terpilihnya Trump, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di China, maka sektor TIK diharapkan dapat mengisi kekurangan tersebut dan menjadikan prosentase sumbangan TIK bisa naik hingga 5%.