Penetapan upah minimum 2022 adalah salah satu yang dinanti oleh kaum pekerja di akhir tahun ini. Betapa tidak, harapan mendapatkan kenaikan upah bertumpu di sini. Tidak heran, pada akhir tahun kita bisa melihat banyak aksi yang dilakukan oleh buruh, salah satunya agar ada perubahan pada upah di tahun mendatang.
Apa itu Upah Minimum
Upah minimum adalah standar yang dikeluarkan pemerintah agar pemberi upah memberikan upah kepada pekerjanya dengan mengacu pada upah minimal yang disyaratkan. Acuan ini berdasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama dan disahkan menurut undang-undang.
Penentuan Upah Minimum
Untuk menentukan upah minimum, dibentuk dewan pengupahan yang berada di tingkat kabupaten sampai ke pusat. Dewan pengupahan ini terdiri dari berbagai unsur, mulai dari unsur pemerintah yang diwakili oleh kementerian tenaga kerja, kemudian juga ada dari unsur pengusaha, serikat pekerja, perguruan tinggi, hingga pakar ketenagakerjaan.
Dengan penentuan upah minimum oleh dewan pengupahan yang terdiri dari beberapa unsur ini, diharapkan upah minimum yang ditetapkan sudah sesuai dengan keinginan semua pihak, terutama antara pemilik usaha pemberi upah dan pekerjanya.
Menanti Upah Minimum 2022
Hari-hari ini mungkin sebagian besar dari kita ada yang menantikan pengumuman upah minimum 2022. Betapa tidak, upah minimum yang diumumkan selalu cenderung naik, salah satunya untuk dapat mengatasi kenaikan berbagai harga barang dan jasa akibat inflasi.
Beberapa cara yang dilakukan oleh para pekerja agar aspirasi untuk mendapat kenaikan upah yang sesuai terus dilakukan. Salah satunya adalah melalui unjuk rasa yang semakin intens dibeberapa saat ini. Mungkin sebagian dari kita merasa terganggu, atau malah tidak peduli. Namun sebetulnya banyak juga yang merasakan hasil dari perjuangan aksi tersebut.
Namun pada tahun ini, rasanya agak sulit berharap adanya kenaikan yang signifikan pada upah minimum, salah satunya adalah masalah ekonomi dari setiap usaha yang diterpa oleh pandemi Covid. Tidak sedikit usaha yang mengalami penurunan omset bahkan kerugian hingga bangkrut. Tentunya kita tidak berharap jika upah pekerja menjadi salah satu faktor yang ikut memperberat dunia usaha.
Oleh sebab itu, secara intens harus dipertemukan titik temu yang pas, mengingat para pekerja juga semakin dibebani kenaikan harga barang yang terus naik. Jika secara bijak, tentu harus ada win-win solutions dari masalah ini.
Apalagi dengan banyaknya karyawan yang dirumahkan karena pandemi ini membuat tentunya para pekerja juga berpikir secara bijak untuk bisa menentukan upah yang diharapkan.
Sekali lagi, menurut saya tahun depan tidak perlu berharap kenaikan upah yang sangat signifikan. Namun dari sisi pekerja mulai bijaksana dalam mengelola keuangan. Salah satunya dengan mengembangkan literasi keuangan.
Jalan lainnya adalah dengan mengembangkan kemampuan diri untuk memambah penghasilan bagi keluarga. Ajak seluruh keluarga untuk berpikir mengenai kesempatan menambahkan penghasilan. Cari cara terutama dengan memanfaatkan teknologi digital agar aktifitas ini tidak mengganggu aktifitas ataupun pekerjaan utama.
Tahun-tahun ke depan memang akan semakin berat, apalagi masih belum terlihat jelas bagaimana arah dari pandemi ini. Namun kembali lagi ke diri kita masing-masing bagaimana menyikapinya.
