Saya bukan penikmat musik yang luar biasa, apalagi seorang musisi. Saya cuma bisa menginterpretasikan musik sekehendak yang saya suka. Seperti salah satunya adalah lagu-lagu yang dibawakan oleh Glenn Fredly. Pada hari rabu, 8 April 2020, sekitar pukul 17.00, bung Glenn Fredly telah dipanggil oleh Bapa di surga setelah melawan penyakit meningitis (radang selaput otak) yang dideritanya. Tulisan ini saya buat untuk mengenang Glenn Fredly.
Saya bukanlah orang yang mengenal secara mendalam sosok Glenn Fredly. Penggemar fanatik juga bukan. Saya memang pernah nonton konsernya, itupun sekali saja. Waktu itu ada konser amal di Universitas Kristen Petra, entah beberapa puluh tahun yang lalu. Saat itu saya masih kuliah dan datang pada gelaran konser yang diperuntukkan untuk membantu pendidikan anak-anak di Indonesia timur. Ya, sekali itu saja saya menonton Glenn Fredly di sebuah panggung secara langsung. Selebihnya saya nikmati penampilannya melalui MP3 (bajakan) dan sekarang di Youtube dan Spotify.
Perjumpaan Pertama
Perjumpaan saya (bukan jumpa secara fisik) dengan sosok Glenn Fredly adalah ketika pertama kali dia mengikuti ajang bernyanyi Asia Bagus yang mewakili Indonesia. Waktu itu kalau tidak salah ingat, Glenn sudah berhasil menembus babak final, tetapi tidak menang. Asia Bagus, ahhh jangan tangan umur saya, memang sudah setua itu saya.
Selanjutnya jejak langkah Glenn saya dapatkan di Funk Section. Samar-samar saya ingat kalau band tersebut digawangi oleh para musisi senior jazz dan Glenn menjadi anggota yang termuda. Lagunya apa? Saya tidak ingat.
Lompatan berikutnya adalah ketika Glenn bersolo karir dan yang paling dikenal adalah album yang isinya melow tentang cinta, atau lebih tepatnya tema tentang putus cinta. Konon katanya, inspirasi lagu-lagu tersebut berasal dari kisah cintanya yang kandas dengan Nola, salah satu personel AB Three.
Tapi dari semua album yang pernah dikeluarkan oleh Glenn, yang paling terkenang bagi saya adalah album original soundtrack film yang berjudul Cinta Silver. Maklumlah, di masa-masa itu ada kenangan nonton bareng film itu sama gebetan. Romansa harus tetap dikenang ya.
Selebihnya dari itu yang saya dapatkan adalah kisah pernikahan dan perceraiannya dengan Dewi Sandra, beberapa single yang dikeluarkan dan bergabungnya Glenn ke Trio Lestari bersama Tompi dan Sandhy Soendoro. Single terakhir yang saya dengar adalah Adu Rayu, yang dibawakan Glenn bersama Tulus dan Yovie Widianto.
Kalau di Twitter, Glenn yang saya ikut tweetnya ini cukup kritis dan peduli, terutama ketika menyikapi tentang kondisi sosial dan politik yang terjadi di negara Indonesia.
Titik.
Sampai di sini saja saya bisa mengenang Glenn Fredly. Setelah kabar kematiannya, saya baru tahu jika Glenn sudah menikah lagi dan baru mempunyai seorang bayi yang masih berusia 40 hari. Oh My God Glenn, upahmu besar di surga.
So long Glenn, salam buat Tete Manis di sana.