Ini cerita saya tentang bagaimana saya mendapatkan pekerjaan dari iklan lowongan pekerjaan di koran.
Ini adalah cerita beberapa tahun yang lalu (kurang lebih 15 tahun yang lalu). Pada saat itu saya baru saja diwisuda dari Universitas Airlangga. Seperti biasa, ada tradisi jika sudah lulus kuliah, wajib hukumnya untuk harus cari kerja. Bagi lulusan dengan profil seperti saya, mencari pekerjaan itu tidak mudah. Dan rasanya, menurut saya hal ini sama saja bagi semua lulusan, mau yang lulus cepat, IPK bagus, dari universitas ternama sama saja problemnya.
Bagi yang mempunyai rekam akademisi yang bagus dapat saja mempunyai peluang direkrut langsung oleh perusahaan, bahkan jika belum lulus kuliah sekalipun. Namun bagi lulusan yang biasa-biasa saja, maka harus bersiap untuk memperjuangkan banyak hal.
Seperti halnya saya, dengan nilai akademisi yang sangat biasa saja, dan dari program studi yang sangat tidak populer (Sosiologi, menurut saya begitu, hehehe), tentu harus punya sesuatu yang sangat istimewa jika harus melamar. IPK saya pada saat itu bahkan sering tidak bisa masuk dalam syarat awal dari yang diharapkan di sebuah lowongan pekerjaan. Lalu bagaimana saya harus bisa mendapatkan pekerjaan?
Iklan Lowongan Pekerjaan di Koran, Memberikan Banyak Kesempatan Bagi Pelamar
Salah satu hal yang membuat saya banyak berterima kasih pada saat itu adalah adanya koran yang memberikan informasi lowongan pekerjaan. Hari sabtu adalah hari yang terkenal bagi para pencari kerja untuk mendapatkan informasi lowongan pekerjaan. Di Hari sabtu itulah, para perusahaan memasang iklan lowongan pekerjaan di berbagai koran. Pada saat itu, Jawapos dan Kompas adalah media di Surabaya yang terkenal dengan daftar lowongan pekerjaannya. Merekalah yang menjadi bursa kerja cetak di jaman itu.
Menurut saya, keunggulan iklan lowongan pekerjaan di koran adalah banyaknya lowongan pekerjaan dengan berbagai spesifikasi yang bisa jadi cocok buat kita sebagi seorang pelamar.
Misalnya saja ada lowongan yang spesifik bagi pelamar yang sudah memiliki pengalaman kerja, ada yang spesifik pada lulusan tertentu. Kalau boleh saya rangkum, biasanya beberapa hal ini yang menjadi kualifikasi kebutuhan yang diinginkan perusahaan yang dicantumkan pada iklan lowongan pekerjaan di koran:
- Pengalaman Kerja
Ada beberapa lowongan pekerjaan yang mensyaratkan untuk mempunyai pengalaman kerja pada posisi yang ditawarkan. Tentu berbagai pertimbangan yang dimiliki oleh perusahaan kenapa mencantumkan pengalaman kerja tersebut. - Tingkat Pendidikan
Ini juga sering dicantumkan sebagai kualifikasi pada sebuah posisi, mulai dari SMA hingga level master. - Keahlian Tertentu
Kalau keahlian tertentu biasanya ditulis agar pelamar memang benar-benar menguasai pekerjaan yang dilamar. - Usia
Batasan usia juga biasanya dituliskan, tentu supaya pelamar bisa terseleksi terlebih dahulu sesuai dengan keinginan perusahaan.
Namun, ada juga lowongan pekerjaan yang tidak mensyaratkan apapun, hanya memberikan job description pada lowongan saja.
Tingkatan pekerjaan yang ditawarkan di iklan lowongan pekerjaan di koranpun bermacam-macam, mulai dari direktur, manajer hingga office boy. Tapi yang saya tahu, pada saat itu paling banyak orang melamar pada bagian administrasi. Sepertinya bekerja di bagian administrasi adalah hal yang mudah, asal bisa mengetik di komputer beres. Untuk lowongan pekerjaan yang paling banyak adalah sales. Ini pelamarnya juga cukup banyak, mungkin asumsinya asal bisa luwes dalam berkata-kata pasti bisa diterima. Nah kedua lowongan ini biasanya juga tidak banyak mensyaratkan kualifikasi yang terlalu berat.
Dokumen Yang Harus Disiapkan Untuk Melamar Pekerjaan dari Iklan Lowongan Pekerjaan di Koran
Setelah menentukan lowongan pekerjaan apa yang akan dilamar, maka selanjutnya adalah menyiapkan berbagai dokumen. Dokumen-dokumen yang harus disiapkan untuk melamar pekerjaan antara lain:
- Surat Lamaran Kerja
Siapkan surat lamaran kerja, buat format bakunya. Nanti tinggal mengganti kepada dan posisi yang dilamar. Untuk format lamaran pekerjaan sudah banyak sekali contohnya. Tinggal meniru ataupun memodifikasinya. - Fotocopy dokumen keterangan pribadi ( KTP, SIM)
Beberapa perusahaan mensyaratkan dokumen pribadi. Tetapi kalau saya lebih memilih melampirkan jika memang diminta saja oleh perusahaan. - Fotocopy Transkrip dan Ijasah
Ini juga penting. Terutama untuk pelamar yang baru lulus. Nilai dari ijasah juga dapat dijadikan bagian dari seleksi pelamar. - Fotocopy surat pengalaman kerja
Jika sudah pernah bekerja, sebaiknya minta surat pengalaman kerja pada perusahaan sebelumnya.
Meninggat kebutuhan yang sangat tinggi, maka sebelumnya untuk dokumen yang kita siapkan ini terutama yang membutuhkan fotocopy dokumen kita sudah copykan dalam jumlah yang banyak. Selain itu, jangan lupa siapkan amplop besar seukuran panjang dan lebar dokumen untuk memasukkan semua dokumen tersebut.
Beberapa lowongan juga mensyaratkan untuk memasukkan dokumen ke dalam map bahkan ada yang meminta dengan warna tertentu. Untuk map bisa dibeli jika ada permintaan saja.
Bagaimana Cara Melamar Kerja Dari Iklan Lowongan Pekerjaan di Koran
Ada berbagai cara untuk melamar kerja dari iklan lowongan pekerjaan di koran. Namun setidaknya, 3 hal inilah yang saya lakukan pada saat itu.
1. Mengirim Surat Lamaran Pekerjaan Via Pos
Sebagian besar surat lamaran pekerjaan saya kirimkan via pos. Sebetulnya hanya demi praktis saja, karena sekali mengirimkan lamaran, saya mengirimkan ke banyak perusahaan. Namun memang, perlu dipertimbangkan biaya pengirimannya. Hanya karena saya mengirimkan lamaran paling banyak hanya di perusahaan sekitar Surabaya saja, maka biaya yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak untuk sekali kirimnya.
Saya biasa mengirimkan surat lamaran via kantor pos. Jika sudah lewat sore hari, saya biasanya mengirimkan melalui kantor pos besar. Kalau di Surabaya ada di daerah kebon rojo / Tugu Pahlawan dan di kendangsari.
Selain lewat kantor pos, saya juga pernah mengirimkan lamaran via jasa titipan kilat seperti JNE. Pada saat itu biayanya memang lebih mahal daripada kantor pos, namun biasanya lebih cepat sampai.
2. Mengirim Surat Lamaran Pekerjaan Via Email
Saya juga mengirimkan sebagian lamaran melalui email. Namun itu hanya perusahaan yang memang mencantumkan email saja.
nah untuk lamaran yang melalui email, memang biayanya jadi sangat murah. Minimal biaya sewa internet di warnet saja (saat itu sekitar 4000 – 6000 per jam). Selain itu, perlu disiapkan juga dokumen yang dibutuhkan dalam bentuk digital, misal KTP, Ijasah, Transkrip. Kalau tidak punya, bisa juga discan di warnet tempat mengirimkan email tadi.
3. Datang Langsung Ke Kantor
Ini tidak banyak saya lakukan, kecuali memang diminta demikian. Pertimbangannya adalah ribet. Namun perusahaan yang meminta pelamarnya datang langsung ke kantor biasanya melakukan walk-in-interview, atau seleksi langsung. Jadi kita gak perlu nunggu lagi penggilan, tetapi langsung diseleksi.
Saya belum pernah sih mengikuti walk-in-interview, tetapi mengirimkan lamaran langsung ke kantor pernah saya lakukan dan tidak langsung diseleksi tapi harus menunggu panggilan dahulu.
Inilah Pekerjaan Yang Saya Dapatkan Pertama Kali Dari Iklan Lowongan Pekerjaan di Koran
Melamar pekerjaan memang membutuhkan kesabaran. Sayang, saya tidak menghitung berapa jumlah lamaran yang saya sebarkan. Cukup banyak memang. Namun akhirnya saya bisa mendapatkan pekerjaan dan itu dari iklan lowongan pekerjaan di koran.
Waktu itu, sebuah perusahaan membutuhkan pekerja untuk posisi HRGA/IT. Kurang lebih pekerjaannya adalah mengelola departemen Human Resource, sekaligus General Affair atau bagian umum dan IT. Hmmmm, menurut saya ini adalah tantangan yang menarik. Proses yang saya lakukan pada saat itu, seperti biasa saya melamar dan mengirimkan berkas lamaran melalui pos. Paling banyak saya mengirimkan melalui pos, karena saya orang yang males ribet. Hanya beberapa saja yang saya kirim langsung ke kantor perusahaan, itupun jika diminta.
Setelah beberapa hari saya mengirim lamaran, sayapun dipanggil. Proses seleksi tidak terlalu ribet. Saya hanya diinterview oleh kepala cabang dan dijelaskan mengenai pekerjaannya. Biasanya, pada saat interview atau pada saat mengunjungi kantor perusahaan, saya berusaha mengamati bagaimana perusahaan ini bekerja. Pada kesempatan itu, saya juga manfaatkan untuk menyeleksi apakah perusahaan tersebut cocok atau tidak dengan saya. Begitupun pada saat interview dengan user atau HRD dari perusahaan tersebut.
Setelah beberapa hari kemudian, sayapun dipanggil ulang dengan informasi saya diterima bekerja. Pada saat itu saya dijelaskan mulai dari hak saya seperti gaji, asuransi kesehatan dan job description. Pada saat itu, sayapun diminta langsung untuk training ke Jakarta.
Ya, saat itu, seperti yang sudah saya sampaikan, saya mengelola HR, GA dan IT. Nah di sisi IT, saya harus belajar secara teknis untuk bisa maintenance sebuah mesin plotter dan mesin fotocopy. Ya semacam teknisi, tetapi hanya maintenance untuk setup software saja. Kurang lebih satu minggu saya training di Jakarta.
Nah itulah pengalaman saya mendapatkan pekerjaan pertama kali dari iklan lowongan pekerjaan di koran. Meski saat ini mencari pekerjaan dari iklan lowongan pekerjaan di koran sudah jarang dilakukan, namun setidaknya saya berharap cerita ini bisa menyemangati kita semua, terutama untuk yang saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan.
andalannya nyari kerja di koran komps,dpt semua, yg dikantor terakhir, lowongan cantumin no telp, krn butuh urgent, besoknya suruh langsung datang, test desain, syukurnya langsung keterima hari itu juga , saya pernah awal2 masuk duniakerja ditawarin tetangga ikut kerja di perusahaan percetakan, krn ga tau kl ‘dia’ si tetangga yg nawarin kerjaaan minta uang terimakasih,tp ga ngomong langsung malah ngejelekin saya ke orang2😬 langsung lah itu saya kasih sambil bilang, besok resign, dikira tanpa koneksi saya ga bs cari kerja, percuma dong kuliah😶desain,setelah itu lbh nyaman cari sendiri lowongan di Koran,tnp koneksi siapapun. Ga punya tekanan. Kl kitanya punya skill cukup,kesempatan pasti datang, apalg skrg buat nambah2 skill kesempatan terbuka lebar, byk prnawaran kursus gratis or berbayar,bisa memperkaya CV juga.
Nyari kerja di platform apapun, kalau sudah rezekinya, tidak akan ke mana ya Pak. Padahal saat itu nyari kerja pun sudah sulit, jumlah persaingan pun sudah banyak, apalagi sekarang.
Jadi ya tetap, intinya jangan menyerah mencari kerja, tetap selektif dan waspada menari lowongan kerja.
Di tahun 2001-an saya pernah ngelamar bagian Admin, eh kenyataannya malah jadi sales, tidak sesuai yang ditulis di pengumuman di koran. Akhirnya cuma sehari aja saya keliling nawarin produk peralatan dapur di wilayah Radio Dalam, Jakarta Selatan. Itu pun tidak ada pembeli satu pun. Yang ada kita harus keluar ongkos setiap hari plus makan.
memang mencari kerja itu harus ikhtiar. Terkadang malah sebenarnya seperti jodoh saja. Bisa jadi kita atau memang pekerjaan itu yang gak cocok buat kita.
Saya juga mendapatkan pekerjaan beberapa kali dari iklan di koran, pokoknya sesuai atau gak kriterianya masukkan aja.. dan enaknya dulu bisa antar langsung ke kantornya jadi setidaknya bisa liat juga suasana kantor yang kita masukkan lamarannya.. sampai saat ini kerja juga dari koran lowongannya, berjuang sendiri, karena saya percaya usaha tak ada yang sia sia 🙂
Kalau dulu saya tetap memilih mengirim lawaran lewat surat atau email. Tapi tetap aja pengen tahu kantornya seperti apa.
waah seru ya kak pengalaman mendapatkan kerja dari loker di koran.
sampai sekarang sih mungkin bisa dibilang jalur kerja saya cukup mulus. walaupun pada akhirnya perjuangan saya tidak pernah diperjuangan oleh bos kantor. maklum saya masuk tanpa koneksi, hanya di ajak org yg saat ini menjadi bos saya. sampai akhirnya di buang karena saya bandel liburan terus. padahal saya liburan pas hari libur sabtu minggu wkwkwkwk
maaf jadi curhat mas
Wah saya dulu punya teman itu sudah mention pada saat mau masuk kalau dia punya hobi banyak (diving, travelling) dan dia bilang bakal banyak minta cuti karena hobinya. Eh kebetulan pas bos saya lagi buka resort, dan dia saya ajak waktu explore ke sana. Dia seneng bukan main. Dan selama dia kerja di sana, eh kok jarang minta cuti ya, hehehe.
Kadang memang ada aja sih di tempat kerja. Kadang gak cocok sama bos, rekan kerja atau juga lingkungan lainnya. Jadi mungkin dinikmati saja sampai menemukan tempat kerja yang pas.
Sudah lama juga aku nggak baca koran khususnya lowongan pekerjaan. Kayaknya sekitar 10 tahun lalu deh terakhir baca. Wkwkw.
Memang dulu itu sangat diburu banget ya lowker melalui koran. Karena untuk online belum sebanyak saat ini
Saya masih baca koran walau digital. Sekarang loker di koran sudah jarang banget, banyak yang beralih ke bursa kerja online. Dari sisi biaya lebih murah dan target yang didapat juga jadi lebih luas.
biasanya tiap sabtu bakal ada satu atau dua halaman besar yang berisi lowongan pekerjaan. Dulu pasti menyiapkan banyak surat lamaran dan banyak fotocopy dokumen lengkap dan kudu rajin memasukkan lamaran serta sabar menunggu panggilan
sekarang ternyata sudah gak sebanyak itu iklan lowongan kerja di koran. Ya bener, saya dulu juga sampai siapin banyak fotocopy dokumen ijasah, transkrip, sertifikat. Begitu ada lowongan, langsung deh dimasukkan amplop.
Dulu saat baca koran yang dicari salah satunya juga lowongan kerja yang tersedia di koran. Benar-benar sangat terbantu saat itu.
Sekarang tinggal buka bursa kerja online. Lebih praktis untuk mencari kerja. Tapi untuk mendapatkan kerja ternyata sama saja ya dulu dengan sekarang.
Baca postingan Mas Artha ini, langsung memutar memori saya ke tahun-tahun yan sudah lewat. Saya juga pas tamat STM, selalu cari lowongan lewat koran. ada yang saya antar ke kantor atau via pos. Zaman saya dulu, belum ada kirim surat lamaran lewat email hahaha.
Terus pas saya merantau ke Jakarta, itu kan kontrakan saya dekat kawasan Pulo Gadung. Nah, itu jalan kaki saja mendatangi PT dan Pabrik tanya apa ada lowongan hahaha.
Walau akhirnya saya dapat kerjaan, tapi passion menulis saya yang membawa saya menerima banyak pekerjaan menulis, tanpa harus kirim surat lamaran dan tes segala hehehe.
wah saya dengar banyak cerita tentang masukkan lamaran dari pabrik ke pabrik. Saya belum sempat jalanin itu sih, padahal di sekitar rumah saya ini banyak pabrik gede-gede. Entah kenapa ya? Rasanya ada image kalau melamar langsung di pabrik itu bakal dipalakin sama satpamnya, hehehe.
Wah, saya jadi ingat beberapa tahun lalu saya termasuk yg sering membeli Kompas Sabtu dengan halaman Klasika & lowongan kerja yg menjadi favorit saya. Saya tdk tahu, apakah sampai sekarang Kompas cetak masih banyak peminatnya atau tdk
Saya sudah gak pernah baca koran cetak, tapi koran digital masih baca. Halaman Klasika di Kompas masih ada, tapi isinya tinggal rubrik karir dan sedikit lowongan di iklan baris.
Saya dulu kalo baca koran yang pertama dibuka adalah halaman iklan. Salah satunya iklan lowongan kerja. Saya ga inget apakah dulu pernah masukin lamaran setelah baca iklan. Pada akhirnya saya dapat pekerjaan bukan karena iklan. Betewe iklan lowongan kerja di koran apakah maaih efektif ya? Saya rasa masihlah ya.. karena segmen pasarnya masih ada. Tidak semua orang mengakses internet untuk cari pekerjaan.
Iklan lowongan kerja di koran sudah semakin jarang. salah satu sebabnya ya karena sudah menurunnya pembaca koran. Sekarang perusahaan lebih memilih memakai bursa kerja online.
Ahaha…aku pun mengalami nyari loker di koran. Biasanya hari Senin aku ke perpustakaan daerah atau perpustakaan museum (lokasinya cuma beda sekitar 150 meter), lalu mengambil koran-koran terbitan Sabtu dan Minggu buat cari loker 😀
Kalau di tempatku biasanya di depan kantor redaksi korannya yang menempel koran di papan. Biasanya sabtu minggu rame yang melihat koran itu.
Di kampus dulu sih juga ada koran, tapi susah banget dapetinnya, karena sudah banyak yang ngincar ya mungkin.
Dulu zaman baru lulus sampai langganan 2 koran, untuk cari iklan lowongan kerja. Terutama yg hari Sabtu tuh, 2 halaman sendiri. Aku sendiri dapat kerja yaa dri iklan di koran sih. Hehe…
Sekarang udah jarang banget yang pasang iklan lowongan kerja di koran. Apalagi perusahaan-perusahaan besar. Memang bener nih, perkembangan internet sudah merubah cara hidup kita.
Wah,saya nggak mengalami masa cari kerja dari koran seperti ini. Ternyata hampir sama dengan jaman saya yang lulus kuliah langsung sibuk bikin akun LinkedIn dan cari pekerjaan melalui Jobstreet.
Saya alamin nih dari masa mencari lowongan di koran, jobstreet sampai jaman head hunter, hehehe. Rasanya tua banget ya.
Dulu pernah nyoba cari kerja pake iklan loker di koran. Tapi ya gitu, berhubung fresh graduate yang kala itu masih minim pengalaman, setiap telpon di nomer tertera, pasti gak nyambung. Sampai akhirnya nyerah dan nyari lowongan via online 😅
5 tahun lalu masih banyak nih iklan lowongan kerja di koran. Sekarang udah jarang banget. Bahkan kompas saja sudah tidak ada lagi perusahaan besar yang pasang iklan. Adanya cuma di iklan baris saja.
Jadi melodi memori sama pengalaman setelah kuliah. Biasalah beli koran Kompas yang iklan lowongan kerjanya paling lengkap. Teeutama hari Sabtu. Habis kirim buat lowongan penerjemah, ga ada kabarnya. Sampai sekarang kayaknya belum pernah berjodoh sama pekerjaan yang diiklankan di koran. Eh pernah ding koran lokal tapi pekerjaannya ga jadi kuambil. Agak ribet cetak ini itu sih. Sekarang lebih mengandalkan aplikasi online aja, lebih bisa update kapan pun. Yang penting sih tambah kemampuan dan kompetens, insyaallah kesempatan terbuka lebar.
Sekarang sudah minim sekali iklan lowongan kerja di Kompas. Jelas lebih efektif bursa kerja online. Filternya lebih mudah. Kalau jaman koran kan kita harus baca satu per satu tuh iklannya
Tahun 2000 lalu aku juga lulus kuliah cari kerjanya dari iklan lowongan di Koran, sampai banyak kirim surat lamaran hehehe jadi ingat masa lalu. Tapi Alhamdulillah sih setelahnya bisa kirim lamaran dari internet melalui karir dot kok atau jobsdb.
Aku inget banget dulu kirim lamaran lewat pos juga nih, jadi butuh biaya lebih banyak ya dibandingkan dengan digital
Nah itu, karena ada biaya, kita jadi selektif untuk mengirim lamaran. Kalau sekarang kan sangat mudah, tinggal send saja. Tugas beratnya nih ada di rekruiter untuk menyeleksi lowongan yang masuk
Wah jadi inget dulu papa aku juga pernah cari kerja via lowongan dari koran.. kayanya 15 tahun lalu lebih repot mencari kerja dibanding sekarang ya mbaaa.. Sekarang jaman digital, beberapa lamaran bisa masuk via platform pencari kerja atau email yaaaa..
Wah jadi inget dulu papa aku juga pernah cari kerja via lowongan dari koran.. kayanya 15 tahun lalu lebih repot mencari kerja dibanding sekarang ya mas.. Sekarang jaman digital, beberapa lamaran bisa masuk via platform pencari kerja atau email yaaaa, alhamdulillah jadi lebih mudah ya..
repotnya sih gak, tapi lebih banyak biaya yang harus dikeluarkan. Jadi untuk mengirimkan lamaran harus benar-benar selektif yang kira-kira kita punya potensi untuk dipanggil. Kalau sekarang kan di situs kita tinggal send aja.
Dulu memang koran jadi sarana untuk mencari informasi terkait pencarian lowongan kerja ya mas. Tapi kayaknya sekarang ada tapi nggak terlalu famous banget ya. KArena biasanya terpampang informasi loker tsb di kantor pos, atau dari sosial media. Selebaran pun kadang jarang.
Alhamdulillah ya mas, jadi nambah pengalaman dapat pekerjaan melalui iklan loker yang ada di koran
Meski jalur mencari kerja sekarang berbeda dan lebih mudah, tetapi menurut saya prosesnya sama. Cuma karena sekarang lebih mudah karena tinggal apply saja, terkadang itu yang disepelekan oleh pelamar. Misal melamar di bursa kerja online, asal melamar saja tanpa melihat kualifikasinya seusai atau tidak.
Sekarang saya hunting pencari kerja dan mencari pekerjaan di internet karena akses sangat luas, namun saya jarang menemukan atau hampir tidak pernah menemukan lowongan kerja di koran
Jarang banget nih iklan lowongan kerja di koran cetak. Sudah beralih ke bursa kerja online yang lebih luas jangkauannya.
jadi kangen baca koran, udah lama ga beli koran lagi ^_^
dulu juga sama suka lihat lowongan pekerjaan di koran, tapi ternyata awal pertama kerja dapat informasinya dari lowongan kerja di selembaran kampus
Sama nih, udah jarang beli koran cetak. Sekalinya beli paling cuma untuk bungkus atau alas sesuatu atau juga untuk tugas anak, hehehe.
Zaman internet belum eksis dulu tuh, saya demen banget baca koran. Salah satu yang sering saya baca adalah iklan lowongan kerja wkwkwk. Padahal usia saya masih usia sekolah (SD atau SMP) waktu itu. Baca iklan loker bukan karena lagi cari kerja, tapi penasaran, pekerjaan apa saja yang dibutuhkan sama orang-orang di kota saya. Dan jadi hiburan aja sih, makan sambil baca iklan gitu.
Bagus juga nih. Sebetulnya bagusnya itu untuk menata karir. Jadi bisa tahu kira-kira apa yang dibutuhkan di dunia kerja.
Baca tulisannya Mas Artha ini langsung ingat masa lalu dong. Aku pun pernah mengalami masa-masa baca iklan di media cetak, nyatetin satu-satu yang sesuai dengan kemampuan, kirim lamaran via pos, lalu deg-degan nunggu panggilan wawancara. Eh pas udah dipanggil, tetap saja berdebar-debar karena setelah wawancara gak selalu langsung oke bisa bekerja… hahaha
dulu kadang sampai diguntingin korannya, biar gak kelewat. Kalau deg-degannya, rasanya sama saja ya sekarang. Cuma memang kalau sekarang pelamar mudah banget cari lowongan, tinggal searching di web bursa kerja online. Yang bingung sekarang ini dari rekruiternya, karena pelamarnya jadi banyak banget dan harus seleksi sampai bener-bener dapat yang sesuai kualifikasi.
Jadi nostalgia masa2 dulu feshgrad cari kerja. Mendadak jadi langganan tukang koran tiap hari Sabtu, hehe. Sama hari Minggu sih, Krn suka ada rubrik sastra. Kerasa lebih ribet sih kalo ngelamar yg via pos. Tapi kemudian abis itu lebih banyak ngelamar yg via loker online atau bursa kerja sih.
Melamar via pos harus selektif, biayanya lumayan tuh, hehehe. Kalau sekarang, tinggal send CV aja.
wah bermanfaat sekali informasinya
nanti aku kasih link ini ke adikku yang kebetulan sedang mau pindah pekerjaan ke tempat yang lebih baik
Semoga bisa bermanfaat untuk adiknya.
Oh ya ini kalau yg liat di daftar loker koran dilingkarin satu2 utk jadi beberapa sasaran spt itu ya hihi, meski banyak kdg yg sesuai sm jurusan cuma satu dua. meski skrg sudah mulai jarang namun masih ad satu dua yg bisa jd opsi kalau melihat loker2 digital blm ada yg nyaut.
Tetap berusaha kak. Memang jaman sekarang lowongan digital sangat memudahkan bagi pelamar, tapi saingannya juga jadi semakin banyak.